Kalau ada orang yang melatih kucing piaraannya untuk bisa mengaung sebagaimana layaknya singa, tentu orang tersebut dikatakan sebagai orang bodoh, karena tidak mungkin kucing bisa mengaung. Begitu juga sama bodohnya jika ada orang yang melatih ayam piaraannya untuk bisa berciut seperti burung. Karena memang itu mustahil.
Sama juga jika ada instruktur gajah di kebun binatang yang melatih gajahnya untuk bisa memanjat pohon seperti monyet. Pasti orang akan mengatakan bahwa instruktur gajah itu adalah orang gila, gila dalam arti sebenarnya yang tidak bisa menggunakan otak sebagaimana mestinya.
Harusnya memang ajarilah kucing untuk jadi seperti kucing. Begitu juga ayam, jangan dipaksa jadi seperti burung. Dan jangan jadikan monyet sebagai ukuran dan buah cinta melatih gajah. Kalau buah cintanya kacau, kacau juga hasilnya.
Nah, karena itulah Allah memerintahkan kita untuk mengikuti Muhammad, karena beliau sama manusianya seperti kita. Dan menjadi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bisa mengikuti Muhammad, karena beliau bagian dari kita juga. Dan itu yang ditegaskan Allah sejak dulu, bahwa Dia akan mengangkat dari kalangan kita sendiri sebagai Nabi dan panutan.
ููููุฏู ุฌูุงุกูููู ู ุฑูุณูููู ู ููู ุฃูููููุณูููู ู ุนูุฒููุฒู ุนููููููู ู ูุงุนูููุชููู ู ุญูุฑููุตู ุนูููููููู ู ุจูุงููู ูุคูู ูููููู ุฑูุกูููู ุฑูุญููู ู
Telah datang kepada kalian seorang rasul dari kalangan kalian (manusia), dia merasa berat dengan apa yang kalian derita, dan dia menginginkan keringanan bagi kalian, penyantun dan penyayang bagi orang-orang beriman. (At-Taubah 128)
ููู ูุง ุฃูุฑูุณูููููุง ูููููู ู ุฑูุณููููุง ู ูููููู ู ููุชูููู ุนูููููููู ู ุขููุงุชูููุง ููููุฒูููููููู ู ููููุนููููู ูููู ู ุงููููุชูุงุจู ููุงููุญูููู ูุฉู ููููุนููููู ูููู ู ู ูุง ููู ู ุชูููููููุง ุชูุนูููู ูููู
Sebagaimana kami telah utus kepada kalian seorang rasul kalangan kalian sendiri yang membacakan untuk kalian ayat-ayat kami dan mengajarkan kalian Kitab serta Hikmah dan juga segala apa yang klian tidak ketahui. (al-baqarah 151)
ููุฃูุฑูุณูููููุง ูููููู ู ุฑูุณููููุง ู ูููููู ู ุฃููู ุงุนูุจูุฏููุง ุงูููููู ู ูุง ููููู ู ู ููู ุฅููููู ุบูููุฑููู ุฃูููููุง ุชูุชููููููู
Maka kami utus kepada mereka Rasul dari kalangan mereka sendiri agar mereka menyembah Allah, yang tidak ada tuhan selain-Nya, tidak kah kalian mau bertaqwa (al-Mukminun 32)
Ayat-ayat di atas menunjukkan kepada kita bahwa kita tidaklah diperintah untuk mengikuti malaikat yang mereka tidak memiliki nafsu. Akan tetapi kita diperintah untuk mengikuti Muhammad yang wujudnya sama seperti kita, manusia.
Tentu agar kita bisa mengikutinya, karena beliau sama seperti kita, yang makan, tidur serta juga memiliki keinginan syahwat kepada lawan jenis. Nabi Muhammad pun kadang marah juga kadang senang yang sama seperti kita. Selain itu juga, ini sebagai bentuk keadilan Allah kepada Umat-Nya, bahwa memang Allah tidak akan pernah menzalimi hamba-Nya, kecuali hamba-Nya itu sendiri yang berbuat zalim untuk dirinya sendiri.
Adilnya Allah memerintahkan kita untuk mengikuti Nabi yang sama dari kalangan manusia juga. Agar tidak ada nanti di akhirat yang menunut kepada Allah karena merasa dizalimi sebab harus mengikuti rasul dan nabi yang berasal dari malaikat atau jin. Dan itu ditegaskan oleh Allah dalam firmannya di ayat 95 surat al-Isra
ูููู ูููู ููุงูู ููู ุงููุฃูุฑูุถู ู ูููุงุฆูููุฉู ููู ูุดูููู ู ูุทูู ูุฆููููููู ููููุฒููููููุง ุนูููููููู ู ู ููู ุงูุณููู ูุงุกู ู ูููููุง ุฑูุณููููุง
Katakanlah (Muhammad) kalau seandainya yang ada di bumi ini adalah para malaikat, pastilah kami utus kepada mereka seorang rasul yang juga dari kalangan malaikat. (al-Isra’ 95)
Ayat ini, sebagaiman disebut oleh Imam Ibn Katsir dalam kitab tafsirnya, bahwa menjadi penegasan bahwa Allah adalah maha adil dan tidak mungkin menzalimi hamba-Nya dengan memerintahkan mereka mengikuti contoh yang bukan bagian dari mereka.
Karena memang agama ini diturunkan untuk manusia, dan diutus juga kepada mereka rasul yang memang dari kalangan manusia; maka ajaran yang di dalamnya pun adalah ajaran yang cocok dan sesuai dengan fitrah manusia.
Tidak satu pun ajaran dalam Islam yang melanggar fitrah manusia. Tidak satu pun. Semua yang diperintah dan dianjurkan oleh Allah dan juga apa yang dicontohkan oleh Nabi-Nya, kesemuanya berjalan selaras dengan kecenderungan yang ada pada makhluk hidup bernama manusia. Maka, apapun hal yang dilakukan oleh seorang muslim dan itu bertentangan dengan nalar kemanusiaan, atau menjurus kepada hal yang membahayakan diri sebagai manusia, itu pasti dilarang oleh syariat.
Maka, apapun hal yang dilakukan oleh seorang muslim dan itu bertentangan dengan nalar kemanusiaan, atau menjurus kepada hal yang membahayakan diri sebagai manusia, itu pasti dilarang oleh syariat.
ุฌูุงุกู ุซููุงูุซูุฉู ุฑูููุทู ุฅูููู ุจููููุชู ุฃูุฒูููุงุฌู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ูุ ููุณูุฃูููููู ุนููู ุนูุจูุงุฏูุฉู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู
Dari Anas bin Malik r.a., beliau berkata: ada 3 kelompok yang mendatangi rumah istri-istri Nabi guna bertanya tentang bagaimana ibadahnya Nabi
ููููู ููุง ุฃูุฎูุจูุฑููุง ููุฃููููููู ู ุชูููุงููููููุงุ ููููุงูููุง: ููุฃููููู ููุญููู ู ููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ูุ ููุฏู ุบูููุฑู ูููู ู ูุง ุชูููุฏููู ู ู ููู ุฐูููุจููู ููู ูุง ุชูุฃูุฎููุฑู
Ketika mereka dikabari tentang bagaimana ibadahnya Nabi, mereka merasa malu dan terpukul, sampai akhirnya mereka berkata: “kita ini siapa jika dibandingkan dengan Nabi? kita tidak ada apa-apanya. Padahal beliau sudah diampuni dosanya, yang lalu dan juga yang akan datang.”
ููุงูู ุฃูุญูุฏูููู ู: ุฃูู ููุง ุฃูููุง ููุฅููููู ุฃูุตููููู ุงูููููููู ุฃูุจูุฏูุงุ ููููุงูู ุขุฎูุฑู: ุฃูููุง ุฃูุตููู ู ุงูุฏููููุฑู ูููุงู ุฃูููุทูุฑูุ ููููุงูู ุขุฎูุฑู: ุฃูููุง ุฃูุนูุชูุฒููู ุงููููุณูุงุกู ูููุงู ุฃูุชูุฒููููุฌู ุฃูุจูุฏูุง
Kemudian salah seorang diantara mereka berucap: “kalau gitu, untuk menyamai Rasul dalam ibadahnya, saya akan terus-terusan shalat malam tanpa tidur.” Yang lain berkata: “kalau gitu saya akan puasa setiap hari, tak pernah berbuka.”, yang lain lagi berkata: “kalau gitu saya tidak akan menikah selamanya”
ููุฌูุงุกู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฅูููููููู ูุ ููููุงูู: ุฃูููุชูู ู ุงูููุฐูููู ููููุชูู ู ููุฐูุง ููููุฐูุงุ ุฃูู ูุง ููุงูููููู ุฅููููู ููุฃูุฎูุดูุงููู ู ููููููู ููุฃูุชูููุงููู ู ููููุ ูููููููู ุฃูุตููู ู ููุฃูููุทูุฑูุ ููุฃูุตููููู ููุฃูุฑูููุฏูุ ููุฃูุชูุฒููููุฌู ุงููููุณูุงุกูุ ููู ููู ุฑูุบูุจู ุนููู ุณููููุชูู ููููููุณู ู ููููู
“akhirnya Rasul datang lalu berkata: “wahai kalian yang berkata ini dan itu. Ketahuilah bahwa aku adalah orang yang paling takwa diantara kalian… Akan tetapi setaqwa-taqwanya aku, aku (kalau malam) shalat juga tidur. (kalau siang) aku puasa, tapi juga kadang berbuka. Dan aku menikahi wanita. Siapa yang menolak sunnahku, maka ia bukan dari golongan ku.” (muttafaq ‘alayh)
Hadits di atas cukup menjadi bukti bahwa syariat tidak akan mengeluarkan kita dari kemanusiaan kita. Dalam mencari jodoh, misalnya, Nabi Muhammad menjelaskan bahwa aspek-aspek yang bisa dipertimbangkan dalam mencari jodoh adalah kekayaan, kecantikan, keturusan terhormat dan agama. Dari 4 aspek itu, 3 aspek adalah hal-hal yang mnejadi kecenderungan dasar orang sebagai manusia yang ebrnafsu. Karena tidak masalah mencari jodoh sebab kaya, cantik dan juga keturunan orang terhormat. Karena memang itulah yang menusia mau. Rasulullah dalam haditsnya yang cukup masyhur.
ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ุนููู ุงููููุจูููู ููุงูู ุชูููููุญู ุงูููู ูุฑูุฃูุฉู ูุฃูุฑูุจูุนู ููู ูุงููููุง ููููุญูุณูุจูููุง ููููุฌูู ูุงููููุง ููููุฏููููููุง ููุงุธูููุฑู ุจูุฐูุงุชู ุงููุฏููููู ุชูุฑูุจูุชู ููุฏูุงูู – ู ูุชูููููู ุนููููููู
Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, Wanita itu dinikahi karena empat hal : karena hartanya, nasabnya, kecantikannya dan agamanya. Prhatikanlah agamanya kamu akan selamat (HR. Bukhari Muslim)
Dan memang hadits ini menjelaskan bahwa ada beberapa pertimbangan yang biasa dijadikan patokan oleh kebanyakan orang dalam mencari jodoh, dan itu legal. Alias tdak salah. Itu juga yang menjadi padangan Imam Nawawi, salah satu ulama kenamaan madzhab al-Syafi’iyyah ketika beliau mengomentari hadits di atas dalam kitabnya syarhu al-Nawawi ‘ala Muslim
ุงูุตุญูุญ ูู ู ุนูู ูุฐุง ุงูุญุฏูุซ ุฃู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ุฃุฎุจุฑ ุจู ุง ููุนูู ุงููุงุณ ูู ุงูุนุงุฏุฉ ูุฅููู ููุตุฏูู ูุฐู ุงูุฎุตุงู ุงูุฃุฑุจุน ูุขุฎุฑูุง ุนูุฏูู ุฐุงุช ุงูุฏูู ูุงุธูุฑ ุฃูุช ุฃููุง ุงูู ุณุชุฑุดุฏ ุจุฐุงุช ุงูุฏูู ูุง ุฃูู ุฃู ุฑ ุจุฐูู
Yang benar pada makna hadits ini adalah bahwa Nabi sedang memberi tahu kepada kita tentang apa yang biasanya dijadikan pertimbangan oleh kebanyakan orang, bahwa mereka sangat mempertimbangan 4 hal tersebut. Dan yang terakhir dalam pertimbangan mereka adalah agama. Maka perhatikanlah betul-betul soal agama wahai para pencari jodoh. Dan ini (4 pertimbangan) bukan berarti perintah (dari Nabi)