Apakah kalian tahu kewajiban apa yang harus di lakukan oleh seluruh umat Islam selain mengerjakan lima rukun Islam? Jawabanya ialah menuntut ilmu, karena setiap rukun Islam harus di kerjakan dengan ilmu. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW
طَلَبُ اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim
Allah SWT akan memudahkan jalan menuju surga untuk hambanya yang senantiasa mencari ilmu. Sebagaimana potongan hadis riwayat Abu Hurairah Ra, Rasulullah SAW bersabda
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya.(HR. Muslim)
orang yang dimudahkan menuju surga adalah mereka yang mencari ilmu karena ikhlas mengharap ridha Allah SWT, bukan karena riya. Melalui ilmu yang dimilikinya, Allah akan memudahkannya melakukan amal saleh. Sedangkan amal saleh adalah wasilah bagi seorang hamba dimasukkan ke surga.
Seperti yang kita ketahui, manusia lahir ke dunia ini dalam keadaan tidak berilmu. Maka dalam pandangan Islam, umat Islam diwajibkan belajar dan menuntut ilmu pengetahuan. Dalam sya’irnya Al-Imam Asy-Syafi’i berkata
تَعَلَّمْ فَلَيْسَ الْمَرْءُ يُوْلَدُ عَالِمًا
Belajarlah karena tidak ada seorangpun yang dilahirkan dalam keadaan berilmu
وَلَيْسَ أَخُوْ عِلْمٍ كَمَنْ هُوَ جَاهِلُ
dan tidaklah orang yang berilmu seperti orang yang bodoh
وَإِنَّ كَبِيْرَ الْقَوْمِ لاَ عِلْمَ عِنْدَهُ صَغِيْرٌ إِذَا الْتَفَّتْ عَلَيْهِ الْجَحَافِلُ
Sesungguhnya suatu kaum yang besar tetapi tidak memiliki ilmu maka sebenarnya kaum itu adalah kecil apabila terluput darinya keagungan (ilmu)
وَإِنَّ صَغِيْرَ الْقَوْمِ إِنْ كَانَ عَالِمًا كَبِيْرٌ إِذَا رُدَّتْ إِلَيْهِ الْمَحَافِل
Dan sesungguhnya kaum yang kecil jika memiliki ilmu maka pada hakikatnya mereka adalah kaum yang besar apabila perkumpulan mereka selalu dengan ilmu
Tak sedikit ayat Al-Qur’an yang memerintahkan manusia agar senantiasa menjadi manusia yang berpikir. Bahkan, ayat pertama yang Allah turunkan melalui Rasulullah adalah perintah untuk membaca: iqra! yang maksudnya adalah belajar
Risalah Al-Qur’an juga menyerukan manusia agar menggunakan nalarnya untuk berpikir yang benar. Mencari kebenaran, dan menjauhi serta meninggalkan yang batil. Perintah inilah yang kemudian membuka pikiran dimana bangsa arab yang ummiy (tidak dapat membaca dan menulis) pada waktu itu agar lebih giat dalam mencari ilmu.
Bahkan secara tegas Allah telah memberikan derajat yang setinggi-tingginya bagi hamba-Nya yang menuntut ilmu. Tingginya derajat orang yang menuntut ilmu berada jauh di atas orang-orang yang tidak memiliki gairah dalam menuntut ilmu.
يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٍ
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. (QS Al-Mujadilah: 11)
Agar langkahmu dalam menuntut ilmu mudah dalam proses belajarnya, hendaklah memperhatikan hal-hal yang dapat membantu dalam mengagungkan dan memuliakan ilmu agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat. diantaranya : selalu membersihkan hati dan mempunyai niat yang ikhlas dalam menuntut ilmu, karena kamu akan mendapatkan ilmu sesuai dengan kadar keikhlasanmu.
Seorang penuntut ilmu haruslah mempunyai semangat dalam menuntut ilmu, bersemangat dan bersungguh-sungguhlah pada hal yang bermanfaat (membawa pengaruh positif). Mintalah pertolongan Allah agar kita di mudahkan dalam segala urusan.
Bersegeralah untuk meraih ilmu dengan manfaatkan usia muda karena belajar dimasa muda bisa bertahan lama didalam pikiran kita. Namun demikian, anjuran menuntut ilmu dimasa muda tidak dipahami bahwa orang yang sudah berusia lanjut tidak perlu mempelajari ilmu. sebagaimana para sahabat di zaman nabi yang tetap memiliki semangat dalam menuntut ilmu meskipun di usia yang tidak lagi muda.
Selalu patuh pada perintah guru. Tanpa ridho guru, ilmu yang kita peroleh terasa sia-sia. Bahkan diterangkan oleh guru kami dalam kitab Ta’limul Muta’alim, beliau menjelaskan bahwa orang tua adalah orang yang harus kita hormati setelah guru. Sesulit apapun seorang murid atau sedekat apapun bathinya dengan Allah, dia tidak akan bisa sedekat bathin gurunya dengan Allah. Batin gurulah yang lebih dekat dengan Allah. Maka dari itu hormatilah gurumu bukan hanya di depan saja tetapi di belakngnya juga.
Hendaknya seorang murid mengerejakan apapun yang telah di perintahkan oleh guru dan jagalah amat yang telah beliau berikan kepadamu. Jika sesekali seorang guru mersa kecewa maka ridho Allah terputus saat itu juga hingga guru itu memaafkan murid tersebut.
Adapun beberapa faktor yang sangat mempengaruhi seorang penuntut ilmu dalam belajar antara lain orang tua, teman, lawan jenis dan yang paling berbahaya adalah diri sendiri. Jika kita malas dalam belajar, bagaimana mungkin kita bisa mudah menguasai ilmu yang kita pelajari?
Ilmubya Allah hanya akan diberikan pada orang yang dikehendaki yakni orang bertaqwa. Hamba yang senantiasa bertakwa dan mendekatkan diri kepada Allah akan dicintai-Nya dan makhluknya, berada dalam kesenangan, tenang hatinya, baik perbuatannya dan berwibawa penampilannya karena cahaya Allah yang memancar dari tubuhnya. Dengan hanya melihat hamba tersebut jiwa merasakan kenikmatan.
وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱللَّهُ
Dan bertakwalah kepada Allah, maka Allah akan mengajarmu.(QS. Al Baqarah: 282)
Selain itu, ilmu juga tidak akan sampai kepada orang yang sombong dan tinggi hati. Ilmu itu ibarat air yang tidak akan mengalir ketempat yang tinggi.
Sering-sering lah muthola’ah (belajar), mukhadhoroh (diskusi) serta mujadallah (debat berpositif) lakukan setiap hal dengan istiqomah dan jangan menyerah bagaimana pun keadaan kita
Selain itu jangalah terburu-buru dalam belajar. Ilmu tidak dapat diperoleh secara instan sekaligus, terlebih apabila hatimu lemah dalam meraih ilmu. Sesungguhnya ilmu adalah sesuatu yang amat berat seperti beratnya batu yang berada pada tangan sesorang yang membawa nya. Kita harus mempelajari ilmu dasar terlebih dahulu kemudian di lanjutkan ilmu yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan agar kita tidak merasakan kesulitan dalam memahami pelajaran tersebut.
Dahulukanlah ilmu yang lebih penting dan juga pelajari yang ringkas ketika awal belajar, kemudian dilanjutkan dengan mempelajari sesuatu yang disenangi, karena tanpa mahabbah atau rasa senang dalam menuntut ilmu, ilmu yang kita cari akan sulit untuk dipahami.
Setiap perkara yang agung selalu membutuhkan kesabaran dalam meraihnya. Dengan bersabar maka noda-noda kebodohan akan hilang dan kamu akan meraih lezatnya ilmu. Kesabaran sangat di butuhkan oleh pencari ilmu dalam proses menghafalkan ilmu, memahami ilmu, menghadiri majlis majlis ilmu.
Maka, ketika kamu merasa kelelahan dalam perjuangan menuntut ilmu ini, maka kuatkan kembali keimananmu. Kuatkan kesabaranmu, bersabar dengan ujian dalam menuntut ilmu, bersabar dalam ujian-ujian kehidupan dunia yang sebenarnya hanya sebentar saja.
Barangsiapa bersabar dengan kesusahan yang sebentar saja maka ia akan menikmati kesenangan yang panjang (Thariq bin Ziyad)