Tawassul Dengan Dzat Yang Terlarang

Para ulama sepakat bahwa tawassul yang dilarang adalah penyembahan kepada selain Allah SWT, dengan berlindung kepada tameng tawassul dengan menjadikan sesembahan itu sebagai wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Syaikh Abdul Fattah bin Shalih Qudaisy al-Yafi’ menjelaskan tawassul haram ini dalam kitab al-Manhajiyyah al-Ammah fi alโ€˜Aqidah wa as-Suluk wa al-I’lam bi Anna al-Asy’ariyyah wa al-Maturidiyyah min Ahlis Sunnah,

ุงู„ุชูˆุณู„ ุงู„ู…ู…ู†ูˆุน ุจุงุชูุงู‚ ู‡ูˆ: ุนุจุงุฏุฉ ุบูŠุฑ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุจุญุฌุฉ ุฃู† ุงู„ู…ุนุจูˆุฏ ู…ู† ุฏูˆู† ุงู„ู„ู‡ ุณูŠุดูุน ู„ู…ู† ุนุจุฏู‡ ุนู†ุฏ ุงู„ู„ู‡.

Tawassul terlarang yang disepakati adalah penyembahan kepada selain Allah swt dengan alasan bahwa sesembahan selain Allah tersebut dapat memberikan bantuan kepada penyembahnya di sisi Allah.

Tawassul inilah yang dilakukan orang-orang musyrik, yang pada hakikatnya bukanlah tawassul, namun penyembahan kepada selain Allah swt. Di mana, Allah sendiri menolak perbuatan ini sebagai tawassul. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam QS. az-Zumar, ayat 3:

ุฃูŽู„ูŽุง ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ุฏู‘ููŠู†ู ุงู„ู’ุฎูŽุงู„ูุตู ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุงุชู‘ูŽุฎูŽุฐููˆุง ู…ูู†ู’ ุฏููˆู†ูู‡ู ุฃูŽูˆู’ู„ููŠูŽุงุกูŽ ู…ูŽุง ู†ูŽุนู’ุจูุฏูู‡ูู…ู’ ุฅูู„ู‘ูŽุง ู„ููŠูู‚ูŽุฑู‘ูุจููˆู†ูŽุง ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฒูู„ู’ููŽู‰ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูŠูŽุญู’ูƒูู…ู ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ู’ ูููŠ ู…ูŽุง ู‡ูู…ู’ ูููŠู‡ู ูŠูŽุฎู’ุชูŽู„ููููˆู†ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽู‡ู’ุฏููŠ ู…ูŽู†ู’ ู‡ููˆูŽ ูƒูŽุงุฐูุจูŒ ูƒูŽูู‘ูŽุงุฑูŒ

Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (QS. az-Zumar: 3)

Dalam ayat ini, Allah tegas mengatakan bahwa argumentasi para penyembah berhala bahwa berhala tersebut semata sebagai wasilah untuk menyembah Allah, sebagai kedustaan belaka. Sebab, pada dasarnya mereka betul-betul telah menyembah selain Allah dan menjadikan selain Allah sebagai sekutu dan tandingan bagi Allah.

Syaikh Wahbah az-Zuhaili dalam tafsirnya at-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa asy-Syariah wa al-Manhaj, menerangkan makna ayat tersebut

ุงุนุชู…ุฏ ุงู„ู…ุดุฑูƒูˆู† ููŠ ุนุจุงุฏุชู‡ู… ุงู„ุฃุตู†ุงู… ูˆุงุชุฎุงุฐู‡ุง ุดูุนุงุก ุนู†ุฏ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ูˆู‡ู… ู„ุง ูŠุนุชู…ุฏ ุฃุตู„ุง ุนู„ู‰ ุฃุณุงุณ ู…ู‚ุจูˆู„ ู…ู† ุงู„ุนู‚ู„ ูˆุงู„ู†ู‚ู„ุŒ ุฅุฐ ูƒูŠู ูŠุนู‚ู„ ุฃู† ุชูƒูˆู† ุงู„ุฃุตู†ุงู… ูˆุงู„ุฌู…ุงุฏุงุช ูˆุณูŠู„ุฉ ุชู‚ุฑุจ ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ุŸ ูˆูƒุฐู„ูƒ ู„ุง ูŠุนู‚ู„ ุฃู† ุชูƒูˆู† ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃุตู†ุงู… ุชู…ุงุซูŠู„ ุงู„ูƒูˆุงูƒุจ ุฃูˆ ุชู…ุงุซูŠู„ ุงู„ุฃุฑูˆุงุญ ุงู„ุณู…ุงูˆูŠุฉุŒ ุฃูˆ ุชู…ุงุซูŠู„ ุงู„ุฃู†ุจูŠุงุก ูˆุงู„ุตุงู„ุญูŠู† ุงู„ุฐูŠู† ู…ุถูˆุงุŒ ูˆูŠูƒูˆู† ุงู„ู…ู‚ุตูˆุฏ ู…ู† ุนุจุงุฏุชู‡ุง ุชูˆุฌูŠู‡ ุชู„ูƒ ุงู„ุนุจุงุฏุงุช ุฅู„ู‰ ู…ู† ุฌุนู„ุช ุชู…ุงุซูŠู„ ู„ู‡ุงุŒ ู„ุฃู† ู‡ุฐู‡ ุงู„ู…ุฎู„ูˆู‚ุงุช ุนุงุฌุฒุฉ ุนู† ุฌู„ุจ ุงู„ุฎูŠุฑ ู„ู†ูุณู‡ุง ุฃูˆ ุฏูุน ุงู„ุถุฑ ุนู†ู‡ุงุŒ ููƒูŠู ุชุญู‚ู‚ ุฐู„ูƒ ู„ุบูŠุฑู‡ุงุŸ!!

Orang-orang musyrik bersandar dalam penyembahan mereka kepada berhala serta menjadikan berhala sebagai pemberi syafaat di sisi Allah, atas sandaran yang dibuat-buat. Di mana hakikatnya bukanlah sandaran yang memiliki dasar yang diterima oleh akal dan agama. Sebab, tidaklah masuk akal jika berhala dan benda mati tersebut dijadikan sebagai wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah?.

Sebagaimana tidak masuk akal jika berhala ini dianggap sebagai penampakan ruh-ruh di langit atau penampakan para Nabi dan orang-orang shalih yang telah wafat. Dan karenanya, maksud dari ibadah tersebut hakikatnya adalah betul menghadapkan ibadah tersebut kepada berhala, yang tidak bisa memberi manfaat untuk diri mereka atau mencegah kemudaratan. Lantas, bagaimana kemudian berhala tersebut dapat memberi manfaat untuk selainnya?!!!

Dalam ayat lainnya, Allah menjelaskan tawassul terlarang ini:

ูˆูŽูŠูŽุนู’ุจูุฏููˆู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุฏููˆู†ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽุง ู„ูŽุง ูŠูŽุถูุฑู‘ูู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽู†ู’ููŽุนูู‡ูู…ู’ ูˆูŽูŠูŽู‚ููˆู„ููˆู†ูŽ ู‡ูŽุคูู„ูŽุงุกู ุดูููŽุนูŽุงุคูู†ูŽุง ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู‚ูู„ู’ ุฃูŽุชูู†ูŽุจู‘ูุฆููˆู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุจูู…ูŽุง ู„ูŽุง ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ู ูููŠ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชู ูˆูŽู„ูŽุง ูููŠ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽู‡ู ูˆูŽุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุนูŽู…ู‘ูŽุง ูŠูุดู’ุฑููƒููˆู†ูŽ

Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah”. Katakanlah: “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan (itu). (QS. Yunus: 18)

Bagikan artikel ini ke :