Tabarruk dengan Meminta Doanya Orang Shalih

Selain bertabarruk kepada Nabi, ada beberapa orang yang benar-benar shalih yang bisa diambil berkahnya. Ada yang kemudian beranggapan bahwa tabarruk hanya boleh terhadap Rasulullah dan para Nabi saja. Tentu hal ini kurang tepat, karena Rasulullah justru mengajarkan berbertabarruk dengan umat Islam. Nabi Muhammad meminum air wudhu’nya orang-orang muslim dan mengharapkan berkah dari tangan-tangan mereka.

ุนูŽู†ู ุงุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู‚ูู„ู’ุชู: ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูุŒ ุงู„ู’ูˆูุถููˆุกู ู…ูู†ู’ ุฌูŽุฑูู‘ ุฌูŽุฏููŠุฏู ู…ูุฎูŽู…ูŽู‘ุฑู ุฃูŽุญูŽุจูู‘ ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุฃูŽู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุทูŽุงู‡ูุฑูุŸ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ: ู„ูŽุงุŒ ุจูŽู„ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุทูŽุงู‡ูุฑูุŒ ุฅูู†ูŽู‘ ุฏููŠู†ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุงู„ู’ุญูŽู†ููŠูููŠูŽู‘ุฉู ุงู„ุณูŽู‘ู…ู’ุญูŽุฉู . ู‚ูŽุงู„ูŽ: ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูŠูŽุจู’ุนูŽุซู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูŽุทูŽุงู‡ูุฑูุŒ ููŽูŠูุคู’ุชูŽู‰ ุจูุงู„ู’ู…ูŽุงุกูุŒ ููŽูŠูŽุดู’ุฑูŽุจูู‡ูุŒ ูŠูŽุฑู’ุฌููˆ ุจูŽุฑูŽูƒูŽุฉูŽ ุฃูŽูŠู’ุฏููŠ ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู†ูŽ

Diriwayatkan dari Ibn Umar, ia bertanya kepada Nabi : “Ya Rasulullah, apakah berwudhu dari wudhu baru yang tertutup atau dari tempat-tempat yang lebih engkau senangi?” Rasulullah menjawab: Tidak. Tapi dari tempat-tempat berwudhu’. Agama Allah adalah yang lurus dan mudah. Ibn Umar berkata: “Kemudian Rasulullah menyuruh seseorang menuju tempat-tempat berwudhu dan beliau diberi air, kemudian meminumnya. Beliau mengharap berkah dari tangan-tangan umat Islam.” (HR. At-Thabarani dan al-Baihaqi).

Salah satu tabarruk kepada orang shalih adalah meminta doa darinya. Padahal dalam Al-Qur’an disebutkan

ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุจูู‘ูƒูู…ู ุงุฏู’ุนููˆู†ููŠ ุฃูŽุณู’ุชูŽุฌูุจู’ ู„ูŽูƒูู…ู’

Berdoalah kepadaku maka akan Aku kabulkan. (QS. Ghafir: 60)

Kenapa tidak berdoa langsung kepada Allah, malah meminta doa kepada orang lain? Sebenarnya pertanyaan ini tidak tepat. Maka jawabnya pasti keliru. Pernyataan yang benar adalah berdoa tetap meminta kepada Allah, tetapi doanya orang yang shalih diharapkan lebih mustajab, dan mengharapkan keberkahan dari doa itu.

Mengenai tabarruk dengan menziarahi kuburnya orang shalih. Tak ada satupun ulama yang melarang ziarah kubur, baik kuburan kerabatnya atau kuburan orang lain, baik orang lain itu ulama atau bukan. Bahkan ziarah kubur itu hukumnya sunnah. Termasuk ziarah kubur orang shalih dalam rangka agar mendapatkan berkahnya.

Apakah orang mati bisa memberikan berkah?

Jika ada pertanyaan seperti itu, Kita bisa balik bertanya, apakah orang yang masih hidup bisa memberikan berkah? Atas dasar apa dibedakan antara berkah orang shalih itu bisa didapatkan saat masih hidup dengan sudah wafat? Bukankah keyakinan seperti itu berbahaya, bahwa orang shalih yang masih hidup bisa memberi berkah, sedangkan jika sudah meninggal tak bisa memberi berkah? Siapakah yang memberi berkah? Apakah orang shalih itu atau Allah ?

Jika orang shalih masih hidup itu bisa mendoakan kita, sedangkan jika sudah meninggal sudah tidak bisa mendoakan kita, ya itu benar. Tapi keberkahan itu bukan orang shalih tadi yang memberikan.

Bagaimana jika kuburnya itu jauh, sehingga harus mempersiapkan bekal?

Memang ada sebagian orang yang melarangnya dengan alasan hadits yang tak boleh mengadakan perjalanan kecuali kepada 3 masjid.

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูุŒ ุนูŽู†ู ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ: “ู„ุงูŽ ุชูุดูŽุฏูู‘ ุงู„ุฑูู‘ุญูŽุงู„ู ุฅูู„ูŽู‘ุง ุฅูู„ูŽู‰ ุซูŽู„ุงูŽุซูŽุฉู ู…ูŽุณูŽุงุฌูุฏูŽ: ุงู„ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ุงู„ุญูŽุฑูŽุงู…ูุŒ ูˆูŽู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ุงู„ุฑูŽู‘ุณููˆู„ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽุŒ ูˆูŽู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ุงู„ุฃูŽู‚ู’ุตูŽู‰” ุตุญูŠุญ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ

Tidaklah dilakukan perjalanan kecuali kepada 3 masjid, Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjidil Aqsha. (Muttafaq alaih).

Hanya saja, para ulama tak memahami hadits tadi dengan literal. Buktinya banyak perjalanan selain kepada 3 masjid yang dibolehkan. Seperti perjalanan dagang, perjalanan menuntut ilmu, perjalanan wisata, dll. Bahkan Nabi dahulu mendatangi masjid Quba setiap hari Sabtu, yang mana kebiasaan itu dilanjutkan oleh Ibnu Umar.

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุจู’ู†ู ุฏููŠู†ูŽุงุฑูุŒ ุฃูŽู†ูŽู‘ ุงุจู’ู†ูŽ ุนูู…ูŽุฑูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽุฃู’ุชููŠ ู‚ูุจูŽุงุกู‹ ูƒูู„ูŽู‘ ุณูŽุจู’ุชูุŒ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู: ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูŽู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูŠูŽุฃู’ุชููŠู‡ู ูƒูู„ูŽู‘ ุณูŽุจู’ุชู

Dari Abdullah bin Dinar, sesungguhnya Ibnu Umar mendatangi Qubaโ€™ setiap sabtu. Dia berkata: Saya melihat Nabi mendatanginya setiap Sabtu. (HR. Muslim).

Para ulama menafsiri tidak diadakan perjalanan itu tidak adanya keutamaan masjid kecuali dari 3 masjid diatas, maksudnya semua masjid selain 3 masjid diatas itu sama kedudukannya. Ibnu Qudamah al-Hanbali (w. 620 H) menyebutkan dalam al-Mughni:

ููŽุตู’ู„ูŒ: ููŽุฅูู†ู’ ุณูŽุงููŽุฑูŽ ู„ูุฒููŠูŽุงุฑูŽุฉู ุงู„ู’ู‚ูุจููˆุฑู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุดูŽุงู‡ูุฏู. ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงุจู’ู†ู ุนูŽู‚ููŠู„ู: ู„ูŽุง ูŠูุจูŽุงุญู ู„ูŽู‡ู ุงู„ุชูŽู‘ุฑูŽุฎูู‘ุตูุ› ู„ูุฃูŽู†ูŽู‘ู‡ู ู…ูŽู†ู’ู‡ููŠูŒู‘ ุนูŽู†ู’ ุงู„ุณูŽู‘ููŽุฑู ุฅู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุงุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ – ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ -: ู„ูŽุง ุชูุดูŽุฏูู‘ ุงู„ุฑูู‘ุญูŽุงู„ู ุฅู„ูŽู‘ุง ุฅู„ูŽู‰ ุซูŽู„ูŽุงุซูŽุฉู ู…ูŽุณูŽุงุฌูุฏูŽ. ู…ูุชูŽู‘ููŽู‚ูŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูุŒ ูˆูŽุงู„ุตูŽู‘ุญููŠุญู ุฅุจูŽุงุญูŽุชูู‡ูุŒ ูˆูŽุฌูŽูˆูŽุงุฒู ุงู„ู’ู‚ูŽุตู’ุฑู ูููŠู‡ูุ› ู„ูŽุงู†ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูŽู‘ – ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ – ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽุฃู’ุชููŠ ู‚ูุจูŽุงุกูŽ ุฑูŽุงูƒูุจู‹ุง ูˆูŽู…ูŽุงุดููŠู‹ุงุŒ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽุฒููˆุฑู ุงู„ู’ู‚ูุจููˆุฑูŽุŒ ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ: ุฒููˆุฑููˆู‡ูŽุง ุชูุฐูŽูƒูู‘ุฑู’ูƒูู…ู’ ุงู„ู’ุขุฎูุฑูŽุฉูŽ

Jika seseorang bepergian ke Kuburan atau tempat-tempat bersejarah, maka Ibnu Aqil berkata: Dia tidak mendapatkan rukhshah (qashar), karena Nabi melarang bepergian jauh kecuali ke 3 masjid. Adapun pendapat yang shahih adalah boleh, dan mendapatkan rukhshah qashar. Karena Nabi juga bepergian ke Quba’, Nabi juga ziarah kubur. Nabi bersabda: Ziarah kuburlah, karena akan mengingatkan akhirat.

Hadits tentang tidak boleh bepergian kecuali ke tiga masjid ini selalu dijadikan dalil pelarangan bepergian, terkhusus ke kubur para ulamaโ€™. Jika dalil ini digunakan secara umum pelarangan bepergian, pastinya bepergian ke daerah lain untuk kunjungan, studi banding, belajar, bekerja atau hanya sekedar wisata juga dilarang.

Nyatanya hal-hal itu juga tidak dilarang bahkan oleh kalangan yang melarang ziarah makam ulama’ sekalipun. Jika bepergian hanya sekedar wisata ke Eropa saja tidak dilarang, mengapa bepergian untuk ziarah kubur para ulama itu dilarang.

Para ulama memaknai hadits ini, bahwa tidak ada bumi yang mulya untuk dikunjungi kecuali kepada tiga masjid tadi. Artinya tidak ada sejengkal bumi yang mulya yang mempunyai kemulyaan untuk dikunjungi kecuali ke tiga masjid tadi. Sebagaimana dikutip dari fatwa Daar Al Ifta

Karena mustatsna itu ada dari jenisnya mustasna minhu. Artinya: yang dikecualikan adalah tiga masjid dari mustastna minhu masjid juga, maka tidak dibenarkan mengkhususkan bepergian kepada selain tiga masjid tadi karena keyakinan tempat itu mempunyai keutamaan.

Tetapi jika bepergian kepada suatu tempat bukan karena meyakini keutamaan tempatnya, tetapi orang yang menempati tempat itu maka hukumnya boleh. Sebagaimana pergi ke suatu masjid karena di masjid itu ada kajian seorang ustadz atau karena silaturrahim maka hukumnya boleh. Maka mengadakan bepergian untuk ziarah kubur Ulama hukumnya boleh. Ini berbicara tentang hukum mengadakan bepergiannya. Sebagaimana Ibnu Hajar dalam kitabnya Fathu al-Bari berkata:

ู‚ูˆู„ู‡ : ุฅู„ุง ุฅู„ู‰ ุซู„ุงุซุฉ ู…ุณุงุฌุฏ ุงู„ู…ุณุชุซู†ู‰ ู…ู†ู‡ ู…ุญุฐูˆูุŒูุฅู…ุง ุฃู† ูŠู‚ุฏุฑ ุนุงู…ุงู‹ ููŠุตูŠุฑ:ู„ุง ุชุดุฏ ุงู„ุฑุญุงู„ ุฅู„ู‰ ู…ูƒุงู† ููŠ ุฃูŠ ุฃู…ุฑ ูƒุงู† ุฅู„ุง ู„ุซู„ุงุซุฉ ุฃูˆ ุฃุฎุต ู…ู† ุฐู„ูƒ ุŒู„ุง ุณุจูŠู„ ุฅู„ู‰ ุงู„ุฃูˆู„ ู„ุฅูุถุงุฆู‡ ุฅู„ู‰ ุณุฏ ุจุงุจ ุงู„ุณูุฑ ู„ู„ุชุฌุงุฑุฉ ูˆุตู„ุฉ ุงู„ุฑุญู… ูˆุทู„ุจ ุงู„ุนู„ู… ูˆุบูŠุฑู‡ุงุŒ ูุชุนูŠู† ุงู„ุซุงู†ูŠุŒ ูˆุงู„ุฃูˆู„ู‰ ุฃู† ูŠู‚ุฏุฑ ู…ุง ู‡ูˆ ุฃูƒุซุฑ ู…ู†ุงุณุจุฉ ูˆู‡ูˆ : ู„ุง ุชุดุฏ ุงู„ุฑุญุงู„ ุฅู„ู‰ ู…ุณุฌุฏ ู„ู„ุตู„ุงุฉ ููŠู‡ ุฅู„ุง ุฅู„ู‰ ุงู„ุซู„ุงุซุฉ ุŒ ููŠุจุทู„ ุจุฐู„ูƒ ู‚ูˆู„ ู…ู† ู…ู†ุน ุดุฏ ุงู„ุฑุญุงู„ ุฅู„ู‰ ุฒูŠุงุฑุฉ ุงู„ู‚ุจุฑ ุงู„ุดุฑูŠู ูˆุบูŠุฑู‡ ู…ู† ู‚ุจูˆุฑ ุงู„ุตุงู„ุญูŠู†

Adapun sabda Nabi [tidak boleh bepergian kecuali kepada tiga masjid] maka mustatsna minhunya dibuang. Jika dikira-kirakan keumuman larangan itu, maka akan menjadi tidak boleh bepergian kemanapun kecuali ke tiga tempat itu. Maka hal itu akan menghalangi bolehnya bepergian untuk bisnis, silaturrahim, mencari ilmu dan lain sebagainya.

Bagikan artikel ini ke :