Syukur Merupakan Sebab Ditambahnya Nikmat

Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah

Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah Ta’ala. Semisal Qarun yang berkata,

ุฅูู†ูŽู‘ู…ูŽุง ุฃููˆุชููŠุชูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุนูู„ู’ู…ู ุนูู†ู’ุฏููŠ

Sungguh harta dan kenikmatan yang aku miliki itu aku dapatkan dari ilmu yang aku miliki (QS. Al-Qashash: 78).

Ketahuilah bahwa syukur merupakan salah satu sifat dari sifat-sifat Allah yang husna. Yaitu Allah pasti akan membalas setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh hamba-Nya, tanpa luput satu orang pun dan tanpa terlewat satu amalan pun. Allah SWT berfirman,

ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ุบูŽูููˆุฑูŒ ุดูŽูƒููˆุฑูŒ

Sesungguhnya Allah itu Ghafur dan Syakur (QS. Asy-Syura: 23)

Seorang ahli tafsir, Imam Abu Jarir Ath-Thabari, menafsirkan ayat ini dengan riwayat dari Qatadah, Ghafur artinya Allah Maha Pengampun terhadap dosa, dan Syakur artinya Maha Pembalas Kebaikan sehingga Allah lipat-gandakan ganjarannya. Dalam ayat yang lain, Allah SWT berfirman

ูˆูŽุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุดูŽูƒููˆุฑูŒ ุญูŽู„ููŠู…ูŒ

Allah itu Syakur lagi Haliim (QS. At-Taghabun: 17).

Ibnu Katsir menafsirkan Syakur dalam ayat ini dengan makna memberi membalas kebaikan yang sedikit dengan ganjaran yang banyak. Sehingga orang yang merenungi bahwa Allah adalah Maha Pembalas Kebaikan, dari Rabb kepada Hamba-Nya, ia akan menyadari bahwa tentu lebih layak lagi seorang hamba bersyukur kepada Rabb-Nya atas begitu banyak nikmat yang ia terima.

Syukur juga merupakan sifat para Nabi. Senantiasa bersyukur dan berterima kasih kepada Allah atas limpahan nikmat Allah, walau cobaan datang dan rintangan menghadang, itulah sifat para Nabi dan Rasul Allah yang mulia. Allah SWT berfirman tentang Nabi Nuh

ุฐุฑูŠุฉ ู…ู† ุญู…ู„ู†ุง ู…ุน ู†ูˆุญ ุฅู†ู‡ ูƒุงู† ุนุจุฏุง ุดูƒูˆุฑ

(Yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Nuh adalah hamba yang banyak bersyukur (QS. Al-Isra: 3).

Allah SWT juga menceritakan sifat Nabi Ibrahim

ุฅู† ุฅุจุฑุงู‡ูŠู… ูƒุงู† ุฃู…ุฉ ู‚ุงู†ุชุง ู„ู„ู‡ ุญู†ูŠูุง ูˆู„ู… ูŠูƒ ู…ู† ุงู„ู…ุดุฑูƒูŠู† ุดุงูƒุฑุง ู„ุฃู†ุนู…ู‡ ุงุฌุชุจุงู‡ ูˆู‡ุฏุงู‡ ุฅู„ู‰ ุตุฑุงุท ู…ุณุชู‚ูŠู…

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik, Dan ia senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus (QS. An-Nahl: 120-121).

Dan inilah dia sayyidul anbiya, pemimpin para Nabi, Nabi akhir zaman, Muhammad Shallallahuโ€™alaihi Wasallam, tidak luput dari syukur walaupun telah dijamin baginya surga. Diceritakan oleh Ibunda Aisyah Radhiallahu’anha

ูƒุงู† ุฑุณูˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฅุฐุง ุตู„ูŽู‘ู‰ ู‚ุงู… ุญุชู‰ ุชูุทูŽู‘ุฑ ุฑุฌู„ุงู‡ . ู‚ุงู„ุช ุนุงุฆุดุฉู : ูŠุง ุฑุณูˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ! ุฃุชุตู†ุนู ู‡ุฐุง ูˆู‚ุฏ ุบูููุฑ ู„ูƒ ู…ุง ุชู‚ุฏูŽู‘ู… ู…ู† ุฐู†ุจูƒ ูˆู…ุง ุชุฃุฎูŽู‘ุฑูŽ ุŸ ูู‚ุงู„ ูŠุง ุนุงุฆุดุฉู ! ุฃูู„ุง ุฃูƒูˆู†ู ุนุจุฏู‹ุง ุดูƒูˆุฑู‹ุง

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. Aisyah bertanya, Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankan dosa-dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Rasulullah besabda: Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?(HR. Bukhari dan Muslim).

Allah SWT dalam banyak ayat di dalam Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk bersyukur kepada-Nya. Maka syukur adalah ibadah dan bentuk ketaatan atas perintah Allah.

ูุงุฐูƒุฑูˆู†ูŠ ุฃุฐูƒุฑูƒู… ูˆุงุดูƒุฑูˆุง ู„ูŠ ูˆู„ุง ุชูƒูุฑูˆู†

Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah ingkar (QS. Al Baqarah: 152)

ูŠุง ุฃูŠู‡ุง ุงู„ุฐูŠู† ุขู…ู†ูˆุง ูƒู„ูˆุง ู…ู† ุทูŠุจุงุช ู…ุง ุฑุฒู‚ู†ุงูƒู… ูˆุงุดูƒุฑูˆุง ู„ู„ู‡ ุฅู† ูƒู†ุชู… ุฅูŠุงู‡ ุชุนุจุฏูˆู†

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah (QS. Al Baqarah: 172)

Maka bersyukur adalah menjalankan perintah Allah dan enggan bersyukur serta mengingkari nikmat Allah adalah bentuk pembangkangan terhadap perintah Allah.

ุนูŽุฌูŽุจู‹ุง ู„ูุฃูŽู…ู’ุฑู ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ู ุฅูู†ูŽู‘ ุฃูŽู…ู’ุฑูŽู‡ู ูƒูู„ูŽู‘ู‡ู ุฎูŽูŠู’ุฑูŒุŒ ูˆูŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุฐูŽุงูƒูŽ ู„ูุฃูŽุญูŽุฏู ุฅูู„ูŽู‘ุง ู„ูู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูุ› ุฅูู†ู’ ุฃูŽุตูŽุงุจูŽุชู’ู‡ู ุณูŽุฑูŽู‘ุงุกู ุดูŽูƒูŽุฑูŽ ููŽูƒูŽุงู†ูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฅูู†ู’ ุฃูŽุตูŽุงุจูŽุชู’ู‡ู ุถูŽุฑูŽู‘ุงุกู ุตูŽุจูŽุฑูŽ ููŽูƒูŽุงู†ูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ู„ูŽู‡ู

Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya (HR. Muslim).

ูˆุฅู† ุชุดูƒุฑูˆุง ูŠุฑุถู‡ ู„ูƒู…

Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian. Dan Allah tidak ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah ridha kepada kalian (QS. Az-Zumar: 7).

ู…ุง ูŠูุนู„ ุงู„ู„ู‡ ุจุนุฐุงุจูƒู… ุฅู† ุดูƒุฑุชู… ูˆุขู…ู†ุชู…

Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan sungguh Allah itu Syakir lagi Alim (QS. An-Nisa: 147)

ูˆุฅุฐ ุชุฃุฐู† ุฑุจูƒู… ู„ุฆู† ุดูƒุฑุชู… ู„ุฃุฒูŠุฏู†ูƒู…

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS. Ibrahim: 7).

Janganlah Anda menyangka bahwa bersyukur itu hanya sekedar pujian dan berterima kasih kepada Allah. Ketahuilah bahwa bersyukur itupun menuai pahala, bahkan juga membuka pintu rezeki di dunia.

ูˆุณู†ุฌุฒูŠ ุงู„ุดุงูƒุฑูŠู†

Dan sungguh orang-orang yang bersyukur akan kami beri ganjaran (QS. Al Imran: 145).

Imam Ath Thabari menafsirkan ayat ini dengan membawakan riwayat dari Ibnu Ishaq, Maksudnya adalah, karena bersyukur, Allah memberikan kebaikan yang Allah janjikan di akhirat dan Allah juga melimpahkan rizki baginya di dunia

Tanda-tanda orang yang bersyukur selalu mengakui dan menyadari bahwa Allah telah memberinya nikmat. Orang yang bersyukur senantiasa menisbatkan setiap nikmat yang didapatnya kepada Allah Ta’ala. Ia senantiasa menyadari bahwa hanya atas takdir dan rahmat Allah semata lah nikmat tersebut bisa diperoleh. Sedangkan orang yang kufur nikmat senantiasa lupa akan hal ini. Dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhuma, ia berkata

ู…ูุทูุฑูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ุนู„ู‰ ุนู‡ุฏู ุงู„ู†ูŽู‘ุจูŠูู‘ ุตู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนู„ูŠู‡ู ูˆุณู„ูŽู‘ู…ูŽ ูู‚ุงู„ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจูŠูู‘ ุตู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนู„ูŠู‡ู ูˆุณู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฃุตุจุญูŽ ู…ู†ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ุดุงูƒุฑูŒ ูˆู…ู†ู‡ู… ูƒุงูุฑูŒ ู‚ุงู„ูˆุง ู‡ุฐู‡ู ุฑุญู…ุฉู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ูˆู‚ุงู„ูŽ ุจุนุถูู‡ู… ู„ู‚ุฏ ุตุฏู‚ูŽ ู†ูˆุกู ูƒุฐุง ูˆูƒุฐุง

Ketika itu hujan turun di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, lalu Nabi bersabda, Atas hujan ini, ada manusia yang bersyukur dan ada yang kufur nikmat. Orang yang bersyukur berkata, Inilah rahmat Allah. Orang yang kufur nikmat berkata, Oh pantas saja tadi ada tanda begini dan begitu (HR. Muslim).

Agar menjadi orang yang bersyukur kita selalu senantiasa berterima kasih kepada orang lain merupakan salah cara untuk mensyukuri nikmat Allah. Hal itu menjadi perantara sampainya nikmat Allah kepada kita. Nabi bersabda,

ู„ุง ูŠุดูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ู…ู† ู„ุง ูŠุดูƒุฑ ุงู„ู†ุงุณ

Orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah (HR. Tirmidzi).

ู…ูŽู†ู’ ุตูŽู†ูŽุนูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ู…ูŽุนู’ุฑููˆูู‹ุง ููŽูƒูŽุงููุฆููˆู‡ูุŒ ููŽุฅูู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุฌูุฏููˆุง ู…ูŽุง ุชููƒูŽุงููุฆููˆู†ูŽู‡ู ููŽุงุฏู’ุนููˆุง ู„ูŽู‡ู ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุชูŽุฑูŽูˆู’ุง ุฃูŽู†ูŽู‘ูƒูู…ู’ ู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽุงููŽุฃู’ุชูู…ููˆู‡ู

Barangsiapa yang telah berbuat suatu kebaikan padamu, maka balaslah dengan yang serupa. Jika engkau tidak bisa membalasnya dengan yang serupa maka doakanlah ia hingga engkau mengira doamu tersebut bisa sudah membalas dengan serupa atas kebaikan ia (HR. Abu Daud).

Oleh karena itu, mengucapkan terima kasih adalah akhlak mulia yang diajarkan oleh Islam. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

ู…ูŽู† ุตูู†ูุนูŽ ุฅู„ูŠู‡ู ู…ุนุฑูˆููŒ ูู‚ุงู„ูŽ ู„ูุงุนู„ูู‡ู : ุฌุฒุงูƒูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุฎูŠุฑู‹ุง ูู‚ุฏ ุฃุจู„ุบูŽ ููŠ ุงู„ุซูŽู‘ู†ุงุกู

Barangsiapa yang diberikan satu kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan, Jazaakallahu khair (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupinya dalam menyatakan rasa syukurnya (HR. Tirmidzi).

Selain itu, merenungkan nikmat-nikmat Allah bisa menjadikan kita selalu bersyukur. Dalam Al-Qurโ€™an sering kali Allah menggugah hati manusia bahwa banyak sekali nikmat yang Ia limpahkan sejak kita datang ke dunia ini, agar kita sadar dan bersyukur kepada Allah. Allah SWT berfirman,

ูˆูŽุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุฃูŽุฎู’ุฑูŽุฌูŽูƒูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุจูุทููˆู†ู ุฃูู…ูŽู‘ู‡ูŽุงุชููƒูู…ู’ ู„ุง ุชูŽุนู’ู„ูŽู…ููˆู†ูŽ ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ูˆูŽุฌูŽุนูŽู„ูŽ ู„ูŽูƒูู…ู ุงู„ุณูŽู‘ู…ู’ุนูŽ ูˆูŽุงู„ุฃุจู’ุตูŽุงุฑูŽ ูˆูŽุงู„ุฃูู’ุฆูุฏูŽุฉูŽ ู„ูŽุนูŽู„ูŽู‘ูƒูู…ู’ ุชูŽุดู’ูƒูุฑููˆู†ูŽ

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur (QS. An-Nahl: 78).

Agar selalu bersyukur, kita juga harus selalu qana’ah. Senantiasa merasa cukup atas nikmat yang ada pada diri kita membuat kita selalu bersyukur kepada Allah. Sebaliknya, orang yang senantiasa merasa tidak puas, merasa kekurangan, ia merasa Allah tidak pernah memberi kenikmatan kepadanya sedikitpun. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

ูƒู† ูˆูŽุฑูุนู‹ุง ุชูƒู† ุฃุนุจุฏูŽ ุงู„ู†ุงุณู ุŒ ูˆ ูƒู† ู‚ู†ูุนู‹ุง ุชูƒู† ุฃุดู’ูƒูŽุฑูŽ ุงู„ู†ุงุณู

Jadilah orang yang wara’, maka engkau akan menjadi hamba yang paling berbakti. Jadilah orang yang qanaโ€™ah, maka engkau akan menjadi hamba yang paling bersyukur (HR. Ibnu Majah)

Bagikan artikel ini ke :