Setan itu Srigala yang Memburu Manusia

Dahulu ada tiga orang bersaudara sepakat untuk menemui pendeta Barshisha di tempat ibadahnya. Mereka akan memintanya menjaga saudari mereka selama kepergian mereka untuk berdagang. Tidak ada seorang pun di negeri itu yang dapat dipercaya untuk dititipi seorang gadis yang telah menginjak usia kawin, selain Barshisha, pendeta dan ahli ibadah Bani Isra’il yang baik lagi shalih.

Ketiga orang itu kemudian pergi menuju tempat ibadah Barshisha, lalu mereka mengemukakan persoalan itu. Mulanya Barshisha menolak dengan alasan dirinya seorang ahli ibadah dan dia tidak mempunyai waktu untuk merawat saudari perempuan mereka. Lebih dari itu, saudari perempuan mereka pun akan menyibukkannya dari ibadah.

Satu hal yang tidak diketahui oleh ketiga bersaudara itu adalah bahwa Barshisha merupakan sosok yang menyukai kebanggaan dan imannya pun lemah. Hal itu adalah karena dia telah terperdaya, dia mengira bahwa setan tidak mempunyai kekuasaan untuk menggoda dirinya. Barshisha yang teperdaya itu lupa bahwa anak tangga pertama untuk naik ke tingkat atas dalam hal keburukan adalah keteperdayaan, karena perasaan inilah yang dapat membukakan pintu hati seseorang hingga mudah dimasuki setan.

Setan berhasil membisiki Barshisha dan berkata, “Itu merupakan amal baik kepada orang-orang miskin. Oleh karena itu, setujuilah permohonan mereka dan tetap sibukkanlah dirimu dengan shalat dan ibadahmu, jauh dari wanita itu.”

Akhirnya, Barshisha yang teperdaya itu menyetujui permohonan gurunya, Iblis. Namun dia memberikan sebuah syarat, yaitu ketiga bersaudara tersebut harus membangun sebuah gubuk untuk tempat tinggal saudari perempuan mereka yang letaknya jauh dari tempat ibadahnya. Dengan demikian, Barshisha tidak dapat melihatnya, begitu pula sebaliknya, saudari mereka tidak dapat melihat Barshisha.

Demikianlah Barshisha, tanpa disadarinya bahwa dirinya telah menanam paku yang pertama pada katilnya. Barshisha selalu membawa makanan ke gubuk gadis itu setiap hari, namun dia meninggalkannya di pertengahan jalan dan kembali ke tempat ibadahnya, kemudian gadis itu datang untuk mengambilnya. Dengan rajinnya, Barshisha melakukan pekerjaan itu setiap hari.

Setan memiliki cara yang tidak pernah berubah dalam menipu dan mengelabui. Dia selalu membuka beberapa pintu kebaikan demi membuka satu pintu keburukan. Setan menemui Bashisa dan berkata kepadanya, sedang Barshisha tidak melihatnya, “Betapa malang gadis itu. Kamu meletakkan makanan untuknya di tengah jalan dan kembali. Mungkin saja ada anjing, kucing, atau manusia yang mengambil makanan itu, sehingga tanpa sepengetahuanmu gadis itu bermalam dalam keadaan lapar.”

Barshisha memikirkan kondisi si gadis malang itu, sehingga shalat dan ibadahnya terganggu olehnya. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengantarkan makanan itu sampai pintu gubuk dan meletakkan makanan di sana, kemudian kembali lagi dengan segera, sehingga dia tidak melihat gadis itudan gadis itu pun tidak mengenalnya.

Keesokan harinya Barshisha bangun, kemudian dia membawa makanan itu sampai ke pintu gubuk, lalu mengetuk pintunya dan segera kembali lagi ke tempat ibadahnya untuk beribadah kepada Allah. Sementara itu, setan selalui menyertainya untuk membisikkan dan menggodanya dengan cara lain, kemudian setan membayangkan ke dalam hayalan Barshisha, sehingga Barshisha melihat dalam hayalannya rupa gadis tersebut begitu cantik lagi mungil, sementara dirinya adalah lelaki yang sudah lama mengasingkan diri dari keramaian manusia untuk melakukan ibadah.

Tidak lama kemudian Barshisha memohon ampunan kepada Tuhannya dan kembali kepada ibadahnya. Namun dia kembali dengan hati yang lain, bukan hati yang pernah dia kenal. Gadis itu selalu ada dalam hatinya, meskipun dia tidak pernah melihatnya dan gadis itu pun tidak pernah melihat dia.

Hari berikutnya Barshisha melakukan hal yang sama. Dia meletakkan makanan itu, lalu pergi, kemudian larut dalam ibadah dan shalatnya. Namun ada sesuatu yan mengganggu shalat dan ibadahnya. Dia meletakkan makanan itu di depan pintu gubuk, kemudian pergi. Siapa tahu gadis itu tidak mengambil makanan tersebut, sebab mungkin saja suatu hari dia sakit atau tidak enak badan, sehingga membutuhkan dokter atau obat. Oleh karena itulah, dia berbulat hati untuk meletakkan makanan itu, kemudian saat wanita itu mengambilnya, dia akan mengawasinya dari kejauhan sehingga hatinya merasa tenang.

Dalam benak Barshisha tidak pernah terlintas bahwa semua itu bisikan setan yang menguasai dirinya. “Oh alangkah cantiknya dia. Ternyata dia lebih cantik dari yang aku bayangkan.” Itulah yang dikatakan Barshisha saat pertama kali melihat gadis itu semenjak dia menempati gubuk yang bersebelahan dengannya.

Sekarang hati Barshisha telah terkait dengan gadis tersebut, hingga saat kembali ke tempat ibadah pun dia terus memiikirkannnya. Bagaimana caranya dia menghilangkan wajah gadis itu? Setiap kali dia ingin melakukan ibadah, tiba-tiba wajah gadis itu seakan-akan muncul di kelopak mata dan terbayang dalam hatinya, sehingga hal itu memalingkannya dari ibadah dan shalat kepada Tuhannya, padahal tidaklah semua itu terjadi, kecuali karena perbuatan setan.

Barshisha kemudian menuruti kemauan bisikan setan. Oh, andai dia memohon pertolongan kepada Allah untuk dirinya dan mengatakan:”Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk”, niscaya Allah akan menolongnya dan mengusir setan itu jauh darinya. Namun dia justru menuruti setiap kata yang setan bisikkan kepadanya tentang wanita itu:”Sesungguhnya kamu adalah ahli ibadah dan kamu telah melarang dirimu dari kenikmatan dunia. Apa yang membahayakanmu seandainya kamu melakukan sebuah dosa, kemudian kamu bertobat kepada Allah setelah melakukan itu, niscaya Allah akan mengampunimu, wahai Barshisha.”

Barshisha berusaha untuk membebaskan diri dari pikiran-pikiran itu, tapi dia kembali teringat akan kecantikan penghuni gubuk yang pernah dilihatnya. Dia kemudian memikirkan wanita itu, sehingga dia melalui malam itu tanpa melaksanakan shalat. Dia telah berbulat hati untuk berbicara dengan wanita itu dan wanita itupun berbicara dengannya.

Baru saja hari berikutnya muncul. Barshisha sudah mengetuk pintu gubuk gadis tersebut. Ketika wajah sang gadis muncul, wajah Barshisha memerah, air liurnya mengalir, dan dia gugup. Dia kemudian berkata:”Aku datang hanya untuk menanyakan kondisimu. Mmdah-mudahan kamu baik-baik saja.”

Gadis itu menjawab:”Aku baik-baik saja, Tuan. Apakah anda akan masuk sebentar?” Tidak lama kemudian Barshisha merasa malu kepada dirinya. Dia berkata: “Tidak, aku datang untuk menanyakan keadaanmu.”

Kemudian ia berlalu, sementara pikirannya terus berkecamuk mengganggu ketenangan akal dan hatinya, sehingga di terombang-ambing oleh lamunan dan angan-angannya sendiri. Karena dia menyendiri dan tiada seorang pun yang nmembantunya untuk melakukan ketaatan, maka setan pun dapat menguasainya dengan mudah. Setan itu srigala yang memburu manusia. Dia akan sangat dekat kepada manusia yang sendiri daripada yang berdua atau bertiga. Alangkah mudah tugas setan saat manusia berada seorang diri. Oleh karena itu, ketika seseorang sedang sendirian, maka hendaklah dia memohon perlindungan kepada Allah dari gangguan setan yang terkutuk.

Setan menggambarkan gadis itu dalam mimpi Barshisha; suaranya terngiang-ngiang di telinganya; rupa dan wajahnya selalu terbayang di pelupuk matanya, sehingga diapun terjaga dari tidurnya karena terkejut. Dia berharap andai dia dapat berbicara lagi dengan gadis itu dan gadis itupun berbicara lagi dengannya.

Barshisha telah membua hati dan akalnya untuk setan, sehingga kali ini dia berani masuk ke dalam gubuk sang gadis, kemudian berbicara kepadanya dan gadis itu pun berbicara kepada dia. Dia mengaguminya dan gadis itu pun menyambutnya, sehingga terjadilah perbuatan keji yang kemudian menghasilkan benih haram di perut sang gadis. Barshisha telah berbuat maksiat kepada tuhannya di tempat dia beribadah kepada-Nya. Oh, alangkah itu sangat mengherankan.

Setan mendapati Barshisha sebagi mangsa yang empuk dihadapannya. Setelah gadis itu melahirkan anak yang haram, setan membisiki Barshisha. Dia berkata kepadanya : “Jika saudara-saudra gadis itu datang dan mengetahui tentang anak itu, niscaya mereka akan membunuhmu.”

Ahli ibadah yang dungu itu memikirkan keadaanya, maka setan pun kembali membisikkan kepadanya muslihat yang lain. Barshisha kemudian membunuh anak kecil itu, sehingga tak seorang pun akan meragukannya. Ketika dia kembali ke tempat ibadahnya, setan membisikinya lagi: “Mungkin saja gadis itu akan memberitahukan keluarganya tentang apa yang telah terjadi. Sesungguhnya dia merasa sedih karena kamu telah membunuh anaknya.”

Barshisha memeras pikirannya untuk melakukan tindakan selanjutnya, kemudian mempertimbangkannya berikut dengan segala akibat yang bakal dialaminya. Akhirnya, dia memutuskan dalam hatinya:” Barangsiapa yang pernah membunuh sekali, akan mudah baginya untuk meakukannya meskipun sebanyak seribu kali. Aku akan membunuh gadis itu juga.”

Barshisha mengajak gadis itu untuk keluar pergi bersamanya dan gadis itu pun mengikuti kemauannya. Selanjutnya, Barshisha membunuhnya dan menguburkannya disamping kuburan anaknya, kemudian dia kembali ke tempat ibadah dan berupaya untuk bertobat kepada Allah. Namun alangkah jauhnya itu. Sesungguhnya dia telah melakukan perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh setan itu sendiri.

Selang beberapa lama saudara-saudara si gadis datang kepada Barshisha yang sedang berpura-pura ibadah, kemudian mereka bertanya kepadanya tentang saudari mereka. Barshisha kemudian menjawab: “Dia telah meninggal dunia dan aku telah menguburkannya, “kemudian dia memperlihatkan kuburan gadis itu kepada mereka.

Demikianlah, Barshisha telah berdusta, membunuh, dan melakukan perzinaan. Setan kembali, namun kali ini dia mendatangi ketiga bersaudara itu. Dia mendatangi mereka dalam mimpi berupa seorang lelaki yang sedang musafir. Dia mengucapkan salam kepada mereka, kemudian berkata: “Sesungguhnya saudari kalian itu dikubur Barshisha setelah dia membunuhnya bersama anaknya hasil dari perzinaan.”Setan kemudian menunjukkan mereka ke makam gadis itu.

Ketiga bersaudara itu terjaga, ternyata masing-masing dari mereka memimpikan hal yang sama. Mereka kemudian berniat pergi ke makam itu dan mereka menemukan saudari mereka telah disembelih dan bersamanya ada anaknya. Mereka kemudian membawa Barshisha ke hakim di negara tersebut, agar sang hakim memberikan hukuman kepadanya. Hakim pun memerintahkan agar Barshisha dimasukkan ke dalam sel hingga kemudian di bunuh sebagai balasan atas perbuatannya.

Barshisha, sang ahli ibadah, itu pun dipenjara. Keesokkan harinya tiang gantungan dipersiapkan dan Barshisha duduk menanti eksekusi kematiannya. Setan kemudian mendatanginya dengan senang dan ceria, kemudian berkata kepadanya : “Tahukah kamu siapa aku?”

Barshisha menjawab ,”Tidak!” Setan berkata: “Aku adalah setan yang telah menyesatkan dan menipumu, hingga aku menjerumuskanmu ke dalam perbuatan keji. Akulah yang membuatmu membunuh sang gadis dan aku juga yang menunjukkan saudara-saudaranya kepada kuburannya. Maka taatilah aku, agar aku dapat menyelamatkanmu dari hukuman mati.”

Barshisha bertanya : “Apa yang dapat aku lakukan?” Setan menjawab: “Bersujudlah kepadaku.”

Pada saat harus bertobat kepada Tuhannya, si dungu Barshisha justru bersujud kepada setan, sehingga dia mati dalam keadaan bersujud kepada setan dan dia pun menjadi penghuni neraka. Setan kemudian berteriak : “Sesungguhnya aku berlepas diri dari perbuatanmu ( tidak bertanggung jawab atas dirimu). Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.”

Ketahuilah, setan itu tidak pernah sehari pun merasa takut kepada Allah. Dia mengatakan itu karena dia ingin mengolok-olok si dungu tersebut. Allah berfirman:

كَمَثَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ إِذۡ قَالَ لِلۡإِنسَٰنِ ٱكۡفُرۡ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّى بَرِىٓءٌ مِّنكَ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلۡعَٰلَمِينَ. فَكَانَ عَٰقِبَتَهُمَآ أَنَّهُمَا فِى ٱلنَّارِ خَٰلِدَيۡنِ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ جَزَٰٓؤُاْ ٱلظَّٰلِمِينَ

(Bujukan orang-orang munafik itu) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia : ” Kafirlah kamu’,maka tatkala manusia itu telah kafir, dia berkata : ” Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.” Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka; mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang lalim. (QS Al-Hasyr : 16-17)

Bagikan artikel ini ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *