Orang-orang Salaf dan Al-Qur’an

Tidak ada yang lebih manis bagi seorang kekasih daripada kata-kata orang yang mereka cintai.

لا شيء عند المحبين أحلى من كلام محبوبهم ؛ فهو لذة قلوبهم ، وغاية مطلوبهم
قال عثمان: لو طهرت قلوبكم ما شبعتم من كلام ربكم

Usman bin ‘Affan ra berkata, “Jika hatimu suci bersih, maka hatimu akan dipenuhi dengan kata-kata Tuhanmu.”

وقال ابن مسعود: مَن أحب القرآن فهو يحب الله ورسوله

Ibnu Mas’ud ra berkata: “Dia yang mencintai Al-Qur’an sama halnya mencintai Allah dan Rasul-Nya.”

قال بعض العارفين لمريد: أتحفظ القرآن؟. قال: لا ؟ فقال: واغوثاه ! بالله ! مريد لا يحفظ القرآن، فبم يتنعم ؟ فبم يترنم ؟ فبم يناجي ربه تعالى ؟

Beberapa wali Allah bertanya kepada murid-muridnya: “Apakah kamu hafal Al-Qur’an? Si murid berkata: Tidak? Wali itu berkata: “Ya Allah… tolonglah dia, murid yang tidak menghafal Al Qur’an, lalu apa yang harus ia lakukan? Apa yang bisa dia senandungkan? Dan dengan cara apa ia memanggil (bermunajat kepada) Tuhannya Yang Maha Kuasa?”

كان بعضهم يكثر تلاوة القرآن، ثم اشتغل عنه بغيره؛ فرأى في المنام قائلا يقول إن كنت تزعم حبي فيلم جَفَوْتَ كتابي؟ أمّا تأملت ما فيه من لطيف عتابي؟

Beberapa dari mereka (orang-orang salaf/terdahulu) sering membaca Al-Qur’an, dan kemudian menyibukkan diri dengan Al-Qur’an daripada (mengurusi urusan) orang lain, sehingga suatu saat mereka melihat dalam mimpi (suara) yang mengatakan:

“Jika kamu mengklaim cinta-Ku, maka mengapa kitab-Ku sampai kering (tidak pernah dibaca)? Apakah pernah kamu memikirkan apa yang terbaik bagi-Ku?”. Sebab itulah kebanyakan mereka orang-orang salafus shalih menyibukkan waktunya dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an sebagaimana kebanyakan orang sekarang yang sibuk membaca pesan sosmed.

Referensi:
1). Ibnul Jauzi, meriwayatkan dalam kitab Jami’ Al-‘Ulum Wa Al-Hikam, hal. 1081.
2). Abu Nu’aim, meeiwayatkan dalam kitab Hilyah Al-Auliya, jilid 7, hal. 300. 3). Ath-Thabrani, meriwayatkan dalam kitab Majma' Az-Zawaid Wa ManbaAl-Fawaid, jilid 7, hal. 168.

Sidoarjo, malam 12 Ramadhan 1441 H, Ibnu Ma’shum

Bagikan artikel ini ke :