Mengenal Perbedaan Antara Musnad, Sunan, Mu’jam, dan Jami’

: واعلم أن المؤلفات على أنواع كما ذكر الشاه عبد العزيز رحمه الله في العجالة النافعة

Ketahuilah bahwa kitab-kitab hadits yang disusun oleh para ulama ahli hadits itu bermacam-macam jenisnya, sebagaimana Syah Abdul Aziz menuturkan dalam keterangannya yang amat penting. Yakni sebagaimana berikut :

الجامع, الذي يحتوي على ثمانية أشياء وهي هذه سير وآداب وتفسير وعقائد وفتن وأحكام وأشراط ومناقب، والجامع هو الترمذي والبخاري، وأما صحيح مسلم فليس بجامع لقلة التفسير فيه

Pertama Al-Jami’, adalah jenis kitab hadits yang mencakup delapan macam pokok bahasan yang meliputi biografi atau riwayat hidup, adab, tafsir, aqidah-aqidah, fitan (persoalan akhir zaman), hukum-hukum, Asyrath (tanda-tanda akhir zaman), dan manaqib. Kitab hadits tipe Al-Jami’ semisal Jami’ At-Tirmidzi dan Shahih Al-Bukhari. Sedangkan Shahih Muslim bukan termasuk kategori Al-Jami’ sebab sedikit sekali membahas tentang tafsir.

السنن, هي التي فيها الأحكام فقط على ترتيب أبواب الفقه، والسنن أبو داود والنسائي وابن ماجه، ويسمى الترمذي أيضا سننا تغليبا، وكذلك إطلاق الصحاح الستة على هذه المعهودة لأن الصحيح صحيح البخاري ومسلم وباقيتها السنن

Jenis berikutnya adalah Sunan. Tipe kitab hadits yang terkategori sebagai Sunan ini hanya membahas bab-bab hukum saja menurut tertib susunan pada bab-bab dalam kitab fiqih, semisal Sunan Abi Dawud, Sunan An-Nasa`i, dan Sunan Ibni Majah, terlebih lagi Sunan At-Tirmidzi. Dan begitu pula secara umum, dalam hal ini kitab hadits shahih yang enam. Akan tetapi yang sebenarnya dianggap sebagai kitab hadits shahih hanya dua saja, yakni Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, dan yang selainnya berjenis Sunan, sebab tidak hanya meriwayatkan hadits shahih saja.

Dan ada juga Shahih Ibni Khuzaimah, Shahih Ibni Hibban, akan tetapi kedudukan kualitas kitabnya masih kalah pamor dengan Shahih Al-Bukhari dan Muslim. Al-Hakim An-Naisaburi menyusun kitab-kitab hadits shahih yang tidak diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dalam kitab shahihnya, akan tetapi hadits-hadits yang diriwayatkan Al-Hakim dalam kitabnya ini shahih menurut syarat Al-Bukhari-Muslim, yakni kitab yang diberi judul Al-Mustadrak ‘Ala Ash-Shahihain, yang pada tiap hadits yang diriwayatkan ia beri catatan, “Hadza/wahuwa shahihun ‘ala syarthis syaikhani walam yukharrijaahu (Hadits ini shahih menurut syarat Al-Bukhari dan Muslim, hanya saja keduanya tidak meriwayatkan dalam kitab shahihnya).

Yang kemudian kitab ini diringkas oleh Al-Hafidz Ibnul Mulaqqin dalam kitabnya yang berjudul “Mukhtashar Istidraki Al-Hafidz Adz-Dzahabi ‘Ala Mustadrak Abi Abdillah Al-Hakim, sebanyak delapan juz. Dan ada pula dalam kategori kitab Sunan ini semisal Sunan Ad-Daruquthni, Sunan Ad-Darimi (ada yang menamakan dengan Musnad Ad-Darimi), Sunan Al-Baihaqi, dan Sunan Ibnil Jarud.

والمسند, الذي يذكر فيها الأحاديث من الصحابة بحسب رعاية ترتيبهم بدون الترتيب في أبواب الفقه، مثلا يذكر أولا الأحاديث المروية عن أبي بكر ثم عن عمر ثم عن عثمان وهكذا

Tipe kitab hadits berikutnya adalah jenis Musnad, yakni kitab hadits yang menyebutkan hadits-hadits dari sahabat menurut kedudukan mereka, tanpa memakai ketertiban susunan berdasarkan bab-bab dalam fiqih. Tipe Al-Musnad ini semisal pada bab pertama menjelaskan tentang hadits-hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakar, lalu bab berikutnya hadits-hadits yang diriwayatkan dari Umar, dan begitu seterusnya sampai pada sahabat yang sedikit diriwayatkan hadits² darinya.

Contoh jenis Musnad semisal Musnad Ahmad bin Hanbal yang disusun oleh Ahmad bin Hanbal, yang pada tiap juznya diberi judul semisal Musnad Abi Bakar Ash-Shiddiq ra, Musnad Umar bin Al-Khatthab ra, Musnad Utsman bin ‘Affan ra, Musnad Ali bin Abi Thalib ra (ke-4 susunan ini berdasarkan menurut susunan kekhalifahan), Musnad Ahlul Bait, Musnad Aisyah, dst.

Lalu ada juga Musnad Abi Ya’la Al-Maushili, Musnad Al-Firdaus (Ad-Dailami), Musnad Ibnu Abi Syaibah, Musnad Asy-Syafii, Musnad Abi Hanifah, Musnad Abdurrazaq Ash-Shan’ani, Musnad Abi ‘Awanah, Musnad Al-Bazzar (judul asal kitabnya Al-Bahr Az-Zakhkhar), Musnad Asy-Syasyi, Musnad Ibni Rahawaih, dan Musnad Asy-Syihab yang disusun oleh Al-Qadhi Muhammad bin Salamah Al-Qudha’i.

المعجم الذي يذكر فيه أحاديث الشيوخ مرتبة كالترتيب في المسند

Tipe kitab hadits yang terakhir adalah tipe Mu’jam atau Ensiklopedi hadits-hadits yang disusun berdasarkan riwayat dari para guru si penyusun, yang susunannya seperti dalam susunan Musnad. Tipe Mu’jam ini antara lain semisal, Al-Mu’jam Ash-Shaghir, Al-Wasith (Al-Ausath), dan Al-Kabir, yang ketiganya disusun oleh Ath-Thabrani, yang kemudian oleh Al-Haitsami diberi tambahan tentang hadits-haditsnya pada sebuah kitab yang berjudul Majma’ Al-Bahrain Fi Zawa`id Al-Mu’jamain (tambahan khusus untuk Mu’jam Ash-Shaghir dan Al-Ausath sebanyak 5139 hadits), setebal 9 jilid.

Lihat referensi ini pada kitab: Al-‘Arf Asy-Syadzi Syarah Sunan At-Tirmidzi; 1/32-33, yang disusun oleh: ‘Allamah Asy-Syaikh Muhammad Anwar Syah bin Mu’addzam Syah Al-Kashmiri, India. Tashih: Syaikh Mahmud Syakir, cet. Dar Al-Ihya` Li At-Turats Al-‘Arabi, 2004 (1425 H), Beirut-Lebanon.

Bagikan artikel ini ke :