Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis bahwa iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi dari cabang-cabang keimanan adalah perkataan “la ilaha illallah” dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Secara tidak langsung, hadis tersebut juga mengisyaratkan bahwa keimanan seseorang itu bertingkat-tingkat sesuai dengan ilmu dan amal yang ia perbuat. Hanya saja, jangan remehkan suatu amal kebaikan, sekalipun terlihat sedikit dan dianggap remeh oleh manusia. Bisa jadi, Allah SAW akan mengganjar amalan yang dikerjakan secara ikhlas tersebut dengan pahala yang berlipat.
Rasulullah SAW telah mengisahkan bahwa ada seorang laki-laki yang masuk surga karena ia menyingkirkan duri yang berada di suatu jalan, yang dilakukan dengan tujuan agar tidak mengganggu kaum muslimin. Sebab itu, Allah SAW menerima amal baiknya tersebut dan mengganjarnya dengan balasan yang lebih baik. Subhanallah … sungguh Maha Luas rahmat Allah SAW. Semoga hal ini dapat menjadi ibrah bagi kita semua. Allahul Muwaffiq.
Alkisah
Ada seorang laki-laki yang sedang berjalan-jalan di sebuah jalan. Ia menjumpai rerantingan yang berduri yang menghambat jalan tersebut, kemudian ia menyingkirkannya. Lalu ia bersyukur kepada Allah SAW, maka Allah mengampuni dosa-dosanya.
Dalam sebagian riwayat dari Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah pula, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ada seseorang laki-laki yang melewati ranting berduri berada di tengah jalan. Ia mengatakan, “Demi Allah, aku akan menyingkirkan duri ini dari kaum muslimin sehingga mereka tidak akan terganggu dengannya.” Maka Allah pun memasukkannya ke dalam surga.”
Dalam riwayat lain, juga dari sahabat Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sungguh, aku telah melihat seorang laki-laki yang tengah menikmati kenikmatan di surga disebabkan ia memotong duri yang berada di tengah jalan, yang duri itu mengganggu kaum muslimin.”
Kisah sahih di atas diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Kitab “Al-Adzan”, Bab “Fadhlu Tahjir ila Zhuhri”, no. 652; dan Kitab “Al-Mazhalim”, Bab “Man Akhadzal Ghuzna wama Yu’dzinnas fith Thariq”, no. 2472; juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab “Al-Bir wash-Shilah wal Adab”, no. 1914; dan Kitab “Al-Imarah”, no. 1914.
Ibrah
Dalam sebuah hadis qudsi, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Allah SAW berfirman,
ู ููู ุข ุฐูู ูู ููููููุงูููููุฏู ุงุณูุชูุญูููู ู ูุญูุง ุฑูุจูุชูู
Barang siapa yang menyakiti wali-Ku, ia berhak mendapatkan permusuhan-Ku. (HR Abu Ya’la Al-Musili, 14:372)
Para wali Allah SAW adalah kaum mukminin yang selalu taat kepada perintah-perintah Allah SAW dan memiliki komitmen dengan sunah-sunah Rasulullah SAW. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Yang dimaksud dengan wali Allah SAW adalah orang yang berilmu tentang Allah SAW, selalu menjalankan ketaatan kepada-Nya, dan ikhlas dalam beribadah kepada-Nya.”
Sungguh mulia kedudukan kaum mukminin di sisi Allah SAW. Mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kehormatan. Mereka tidak boleh diusik atau disakiti, apalagi dimusuhi dan diganggu. Bahkan dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda,
ุฅูููู ุฏู ู ูุงุกู ููู ู ููุฃูู ูููุง ููููู ู ุญูุฑูุง ู ู ุนูููููููู ู ููุญูุฑู ู ูุฉู ูููู ู ูููู ู ููุฐูุง ูู ุดูููุฑู ููู ู ููุฐูุง
Sesungguhnya, darah-darah kalian dan harta-harta kalian itu haram seperti haramnya hari dan bulan kalian ini. (HR Muslim, 6:245)
Dalam kisah di atas, Rasulullah SAW menceritakan seseorang yang sedang berjalan di suatu jalan, kemudian menjumpai sebuah pohon yang memiliki banyak duri dan menghalangi jalan kaum muslimin sehingga dapat mengganggu orang-orang yang melewatinya. Kemudian, ia bertekad kuat untuk memotong dan membuangnya dengan tujuan menghilangkan gangguan dari jalan kaum muslimin. Dengan sebab itu, Allah SAW mengampuni dosa-dosanya dan memasukkan ia ke dalam surga-Nya. Bahkan, Rasulullah SAW melihatnya sedang menikmati kenikmatan di surga disebabkan amalannya tersebut.
Sungguh, laki-laki tersebut telah beramal dengan amalan yang terlihat remeh tetapi ia diganjar dengan balasan yang teramat besar. Sungguh, rahmat Allah SAW mahaluas dan keutamaan-Nya mahaagung. Apa yang dilakukan laki-laki tersebut adalah salah satu bagian kecil dari petunjuk dan syariat yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW. Memang benar bahwa Rasulullah SAW telah memerintahkan kita untuk berbuat sebagaimana yang telah dilakukan oleh laki-laki tersebut. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari jalan Abu Barzah Al-Aslami, beliau bertanya kepada Rasulullah SAW,
ููุง ุฑู ุณููู ูู ุงููู ูุฏู ูููููู ุนูููู ุนูู ููู ุฃู ููุชูููุนู ุจููู ููุงูู:ุงูุนูุฒููู ุงููุฃู ุฐูู ุนููู ุทูุฑู ูููู ุงููู ูุณูููู ููููู
Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat bermanfaat bagiku.” Beliau menjawab, “Singkirkanlah gangguan dari jalan-jalan kaum muslimin.” (HR Muslim, 13:49; Ibnu Majah, 11:78)
Bahkan, Rasulullah SAW mencela dan memperingatkan dengan keras dari perilaku yang dapat mengganggu kaum muslimin di jalan-jalan mereka, dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda,
ู ููู ุขุฐูู ุงููู ูุณูููู ูููู ููู ุทูุฑู ููููู ู ููุฌูุจูุชู ุนููููููู ููุนูููุชูููู ู
Barang siapa mengganggu kaum muslimin di jalan-jalan mereka, wajib atasnya laknat mereka.
Mutiara kisah
Besarnya keutamaan menyingkirkan gangguan dari jalan kaum muslimin dan adanya pahala yang besar yang diberikan bagi siapa saja yang melakukannya.
Luasnya rahmat Allah SAW dan agungnya pahala yang disiapkan buat hamba-hamba-Nya yang beriman. Allah SAW memasukkan laki-laki tersebut ke dalam surga sekaligus dengan sebab amalannya yang sedikit, yaitu menyingkirkan gangguan dari jalan kaum muslimin, karena memang seseorang masuk surga itu berkat fadilah Allah SAW yang dianugerahkan kepadanya, bukan sekadar karena amalan yang ia perbuat. Seandainya bukan karena fadilah Allah SAW, tentulah tidak ada seorang pun yang dapat masuk surganya Allah SAW.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Dekatkanlah diri kalian kepada Allah SAW dan tepatilah kebenaran. Ketahuilah, bahwa tidaklah salah seorang dari kalian akan selamat (dari neraka) dengan amalnya.” Mereka mengatakan, “Apakah engkau juga demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Demikian juga aku. Hanya saja, Allah telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepadaku.” (HR Muslim, no. 2816)
Pepohonan yang boleh ditebang dan dibuang adalah pepohonan yang mengganggu kaum muslimin. Adapun apabila bermanfaat bagi kaum muslimin seperti pohon yang digunakan untuk berteduh manusia maka tidak boleh ditebang, kecuali apabila ada maslahat tertentu. Bahkan, Rasulullah SAW sangat mendorong kaum muslimin untuk menanam tanaman-tanaman atau tumbuhan yang dapat berbuah dan bermanfaat bagi manusia. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda,
ู ูุงู ููู ู ูุณูููู ู ููุบูุฑ ุณู ุบูุฑู ุณูุง ุฅู ูููุง ููุงูู ู ูุงุฃููููู ู ููููู ูููู ุตูุฏู ููุฉูููู ูุงุณูุฑููู ู ููููู ูููู ุตูุฏููุฉูููู ูุง ุฃู ูููู ุงูุณููุจูุญู ู ููููู ูููููู ูููู ุตูุฏู ููุฉู ููู ูุง ุฃู ููููู ุงูุทูููุฑู ูููููู ูููููู ูููู ุตูุฏู ููุฉู ูู ููุง ููุฑู ุฒูุคููู ุฃู ุญูุฏู ุฅู ูููุง ููุงูู ูููู ุตูุฏูููุฉู
Tidak seorang muslim pun yang menanam suatu tanaman melainkan bagian yang dimakan dari pohon tersebut adalah sedekah baginya, bagian yang dicuri dari pohon tersebut adalah sedekah baginya, bagian yang dimakan oleh burung-burung adalah sedekah baginya, serta bagian yang dikurangi oleh seseorang juga sedekah baginya. (HR Al-Bukhari, 8:118; Muslim, 8:176; At-Tirmidzi, 5:253)
Kisah di atas sekaligus merupakan peringatan keras kepada sebagian manusia yang tidak hanya enggan menyingkirkan gangguan dari jalan tetapi justru membuang sampah-sampah rumahnya dan sisa-sisa makanan mereka ke jalan-jalan yang dilewati kaum muslimin. Akibatnya, hal itu dapat mengganggu dan menghambat saudaranya yang lain yang melewati jalan tersebut. Wal’iyadzubillah. Seandainya mereka mengetahui pahala yang akan diberikan oleh Allah SAW kepada siapa saja yang mau ikhlas berbuat baik kepada sesama kaum muslimin, tentulah mereka tidak akan berbuat sedemikian itu.