Kitab Tafsir Karya Ulama Nusantara

Untuk memahami Al-Qur’an, kita membutuhkan tafsir. Tafsir menjadi salah satu khazanah penting dalam sejarah intelektual umat Islam. Dalam sejarah Islam, paling tidak dikenal 5 kitab tafsir Al-Qur’an yang cukup berpengaruh. Yakni, Tafsir Al-Thabari karya Muhammad bin Jarir atau lebih dikenal dengan sebutan Imam At-Thabari, Tafsir Ibnu Katsir karya Imaduddin Abul Fida’ Ismail bin Amr bin Katsir, Tafsir Al-Qurtuby karya Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Qurtuby, Tafsir Al-Jalalain karya Jalaluddin Abu Abdillah Muhammad bin Syihabuddin Ahmad Al-Mahalli yang kemudian dilanjutkan oleh Abdurrahman bin Kamaluddin Abu Bakr bin Muhammad bin Sabiquddin Jalaluddin As-Suyuthi, serta Tafsir As-Suyuthi yang ditulis Imam Jalaluddin As-Suyuthi secara tunggal.

Berat dan ketatnya syarat menjadi mufasir alias penulis tafsir, menjadikan tidak semua tokoh dan ulama mampu menghadirkan karya dalam keilmuan ini. Untuk menjadi mufasir, seseorang harus menguasai banyak cabang keilmuan lain seperti lughat, nahwu (tata bahasa), balaghah (kesastraan), isytiqaq (akar kata), ma’ani (struktur kata), shorof , qiraat (teknik membaca), ushul fiqh (kaidah hukum), asbabun nuzul (latar belakang turunnya ayat), nasakh mansukh (proses pembaruan hukum), dan sebagainya.

Semua keahlian, masih belum cukup. Seorang mufasir juga harus mempunyai kriteria khusus yang bersumber dari pengakuan publik. Seperti, kecerdasan yang mumpuni, jalur guru dan pendidikan (sanad) yang terhubung hingga ke Rasulullah SAW, jujur, berakhlak baik, dan lainnya.

Kebanyakan kitab tafsir diatas ditulis dalam bahasa Arab. Sedangkan kita sebagai warga negara Indonesia tidak paham bahasa Arab. Memang sekarang sudah banyak terbit terjemahan tafsir, tapi kualitas penerjemahannya belum meyakinkan. Pilihannya adalah merujuk ke tafsir yang disusun oleh para mufassir asli nusantara. Pilihan ini menjadi penting mengingat tidak akan ada kesalahan dalam penerjemahan. Beberapa kitab tafsir Al-Qur’an yang mampu dipersembahkan oleh ulama terbaik di bidang tafsir diantaranya adalah.

  • Tafsir al-Mishbah 11 jilid, karya Prof. Quraish Shihab.
  • Tafsir al-Ibriz (1980). Karya KH. Bisri Mustofa, ayah dari tokoh kharismatik KH Musthofa Bisri asal Rembang Jawa Tengah. Tafsir Al-Ibriz ditulis dalam bahasa Jawa.
  • Tafsir al-Azhar (1967) 30 jilid, karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau dikenal disapa Buya Hamka. Dia adalah sosok berpengaruh sekaligus Ketua Umum pertama Majelis Ulama Indonesia (MUI) asal Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Buya Hamka menulis Tafsir Al-Azhar di dalam penjara.

 

  • Tafsir Marah al-Labid li Kasyf al-Ma’na al-Qur’an al-Majid (1880-an), yang lebih dikenal dengan Tafsir Munir Karya Syaikh Nawawi al-Bantani (1815-1897). Terdiri atas dua jilid, Syekh Nawawi menulis kitab tafsir itu atas permintaan beberapa murid dan teman dekatnya yang menghendakinya menulis sebuah kitab tafsir. Meski Syeikh Nawawi orang Indonesia asli, namun karya tafsirnya ditulis dalam bahasa Arab, namun saat ini sudah ada terjemahnya.
  • Tafsir Tamsyiyyat al-Muslimin fi Tafsir Kalam Rabb al-‘Alamin dan Raudat al-‘Irfan fi Ma’rifat al-Qur’an , Karya KH. Ahmad Sanusi (1888-1950)

 

  • Tafsir Turjuman al-Mustafid. Buku ini ditulis ulama terkenal bernama Syaikh Abd Al-Rauf Abdur Ra’uf bin Ali Al Jawi Al Fansuri As-Sinkili (1615-1693) yang berasal dari Aceh. Turjuman Al-Mustafid, dicetak pertama kali di Maktabah Utsmaniyah, Istanbul, Turki pada 1884. Kemudian dicetak berkali-kali di Singapura, Penang Malaysia, Bombay India, Afrika Selatan, serta kawasan Timur Tengah, seperti Kairo dan Makkah. Inilah karya tafsir lengkap pertama dalam bahasa (Arab) Melayu yang sampai saat ini masih dapat dijumpai keberadaannya.
  • Tafsir al-Qur’an al-Karim (1967), karya KH. Mahmud Yunus.
  • Tafsir al-Furqon (1956), Karya H. A. Hassan
  • Tafsir Al-Kitab al-Mubin (1974), Karya KH. M. RamliTafsir Al-Qur’an Suci (1977), Karya R.KH. Muhammad Adnan

 

  • Tafsir al-Qur’an al-Adzim (Tafsir Tiga Serangkai, 1937), Karya H. A. Halim Hassan, H. Zainal Abbas, dan Abdurrahman Haitami
  • Tafsir An-Nur (1966), Karya T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy
  • Tafsir Qur’an Indonesia (1932) , Karya Syaikh Ahmad Surkati.
  • Tafsir Rahmat (1981), Karya KH. Oemar Bakry
  • Tafsir Al-Huda, Karya Drs. H Bakri Syahid.
  • Tafsir Qur’an Al-Iklil, karya KH. Misbah Mustofa. Bangilan. Tuban (adik kandung KH. Bisri Mustofa. Rembang). Namun tafsir ini ditulis dalam bahasa Jawa.

 

  • Tafsir Akmaliyah, karya syeikh ibnu ibrohiim muhammad sholeh bin ‘umar assamarooni (sebgai hadiah kepada syeikh muhammad amiin Singapura).
  • Tafsir Al-Munir, karya KH. Daud Ismail Soppeng (dalam bahasa bugis).
  • Tafsir Jamiul Bayan (2 jilid), karya KH. Muhammad bin Sulaiman Solo
  • Tafsir Al-Mahmudy (1989) Muktamar Krapyak, Karya KH. Ahmad Hamid Wijaya
Bagikan artikel ini ke :