Islam sangat mengutamakan pendidikan akhlak karena tugas utama diutusnya Nabi Muhammad SAW ke muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak. Islam membagi akhlak menjadi dua yaitu akhlak terpuji (akhlak mahmudah) dan akhlak tercela (akhlaq madzmumah).
Diantara contoh akhlak terpuji adalah sabar, jujur, ikhlas, syukur, tawadhu, adil, amanah dan lain-lain. Adapun contoh akhlak tercela adalah hasad, takabbur, munafik, kikir, riya, dengki dan lain sebagainya. Semua akhlak tercela adalah penyakit hati yang berbahaya dan harus dihindari terutama penyakit hasad, karena penyakit ini adalah dosa pertama yang dilakukan makhluk Allah yaitu Iblis yang tidak patuh atas perintah Allah untuk sujud kepada Adam
Dengki atau hasad dapat diartikan sebagai sifat kebencian terhadap nikmat yang ada pada diri orang lain dan berharap agar nikmat tersebut hilang dari orang tersebut. Adapun bahaya sifat Hasad biasanya sifat ini tidak akan timbul kecuali dari hati yang durhaka atas pembagian nikmat yang diberikan Allah untuk hamba-Nya.
Kesalahan pertama orang yang hasad ialah penolakannya atas pembagian nikmat yang telah Allah berikan untuk makhluk-Nya, dan kesalahan kedua adalah akibat dari apa yang dialaminya yaitu terbakarnya hati seseorang bahkan sebelum orang yang ia hasadkan mendapatkan keburukan darinya.
ar-Razi, al-Qurthubi serta Abu Hayyun al-Andalusi sepakat bahwa hasad adalah harapan seseorang akan hilangnya nikmat dari orang-orang yang dihasadkannya, benci dan tidak senang ketika dia melihat kebaikan ada pada diri orang yang dia benci. Hasad adalah penyakit yang hati yang berbahaya dan racun yang mematikan. “Tidak ada tubuh yang selamat dari penyakit hasad, hanya saja seorang yang tercela menampakkannya dan seorang yang mulia menyembunyikannya.”
Hasad sendiri berarti al-Ain, lafadz ẖasad merupakan mashdar dari fi’il ẖasada yahsudu hasadan. Dalam kamus Lisan al-Arab disebutkan asal kata ẖasad adalah Qasyr (lapisan kulit luar), Ibn Mandzur mengutip perkataan al-Azhari dari Ibn al-Arabi. Sedangkan Menurut ulama Asy-Sya’rawi eksistensi hasad adalah benar adanya karena hasad telah disebutkan dalam Al-Qur’an.
Dan alangkah menjamurnya penyakit hasad ini di tengah-tengah kaum manusia, yang satu hasad karena ilmunya, yang lain hasad karena hartanya, yang ini karena kedudukannya, dan yang lain karena jabatannya. Hasad merupakan akhlak yang tercela yang mendatangkan kemudharatan terhadap jasmani dan juga agama.
“Menceritakan kepada kami Utsman bin Shaliẖ al-Baghdadi, menceritakan kepada kami Abu Amir yaitu Abd al-Malik bin Amr , menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal dari Ibrahim bin Abi Asid, dari kakeknya, dari Abu Hurairah: Sesungguhnya Nabi SAW bersabda: ‘Jauhilah olehmu sifat hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan seperti api memakan kayu bakar’.”(H.R. Abu Daud)
Hasad adalah kejahatan dari energi yang tersembunyi yang dapat membahayakan manusia, maka dari itu Allah menyuruh kita untuk meminta perlindungan Kepada-Nya. Sesuai firman Allah dalam QS: Falaq ayat 5
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki
Dalam Al-Qur’an ada banyak dijelaskan penyebab penyakit hasad, menurut Al-Ghazali dalam ihya ulumuddin menyebutkan enam penyebab hasad, diantaranya adalah permusuhan dan kebencian (al-Adawah wa al-Baghdha’). Permusuhan dan kebencian adalah penyebab hasad yang paling parah, karena hasad yang disebabkan oleh permusuhan dan kebencian dapat menimbulkan perselisihan, saling membunuh. Sifat hasad seperti ini adalah sifat orang-orang kafir yang disebutkan dalam Al-Qur’an dalam QS. Al- Imran ayat 118
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ بِطَانَةً مِّن دُونِكُمۡ لَا يَأۡلُونَكُمۡ خَبَالًا وَدُّواْ مَا عَنِتُّمۡ قَدۡ بَدَتِ ٱلۡبَغۡضَآءُ مِنۡ أَفۡوَٰهِهِمۡ وَمَا تُخۡفِى صُدُورُهُمۡ أَكۡبَرُ ۚ قَدۡ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلۡءَايَٰتِ ۖ إِن كُنتُمۡ تَعۡقِلُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.
Yang kedua yaitu At-Ta’azzuz (rasa paling mulia) Sifat at-Ta’azzuz adalah merasa keberatan jika orang lain melebihi dirinya. Contohnya, bila saudaranya memiliki kekuasaan, pengetahuan atau harta, ia khawatir jikalau saudaranya itu akan menyombongkan diri atau mengunggulinya, dia tidak rela dengan ketinggian saudaranya terhadap dirinya.
Penyebab ketiga hasad adalah karena kesombongan (al-Kibr) Yaitu sifat seseorang yang sombong dan menganggap remeh terhadap orang lain, kemudian digunakanlah tenaganya, dia memanfaatkan orang itu agar mengikuti segala maksudnya. Maka apabila orang itu memperoleh nikmat maka si sombong takut karena orang itu tidak akan patuh lagi kepadanya dan akan berbalik sombong terhadapnya.
Hasad yang disebabkan oleh ta’azzuz dan takabbur adalah hasad yang banyak dimiliki orang-orang kafir terhadap Rasulullah, yaitu ketika mereka berkata “Bagaimana mungkin seorang anak yatim memimpin kami dan kami harus menundukkan kepala kami menuruti perintahnya?” mereka berkata seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an Az-Zukruf ayat 31
وَقَالُواْ لَوۡلَا نُزِّلَ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانُ عَلَىٰ رَجُلٍ مِّنَ ٱلۡقَرۡيَتَيۡنِ عَظِيمٍ
Dan mereka (juga) berkata, Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada orang besar (kaya dan berpengaruh) dari salah satu dua negeri ini (Mekah dan Taif)?
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai orang-orang yang mempunyai sifat dengki, iri hati atau hasad. Ciri-ciri seorang pendengki dapat kita ketahui dari beberapa sikap. Yang pertama yaitu dia tidak senang melihat orang yang kaya, pintar, baik, cantik, atau lebih dihormati daripada dia.
Kedua dia ingin menyaingi orang tersebut dalam hal kekayaan, kepintaran dan kecantikan. Ketiga dia senang menggunjing atau mendengar gunjingan orang lain tentang orang tersebut. keempat tidak senang mendengar orang lain memuji kekayaan, kepintaran, kecantikan serta kebaikan orang tersebut.
Kelima dia berusaha menjatuhkan orang tersebut dengan berbagai cara. Dan yang terakhir, dia senang jika orang tersebut kehilangan kekayaan, kepintaran, kecantikan, serta kehormatan dirinya. Jika kita jumpai salah satu saja dari beberapa sikap di atas pada diri seseorang, maka bisa dipastikan bahwa orang tersebut sudah mengidap “penyakit” dengki atau hasad.