Para ulama sepakat orang sakit boleh sholat sambil duduk atau berbaring, asalkan sholat sendiri atau jadi makmum. Sedangkan bila dia menjadi imam dimana makmumnya mampu berdiri, para ulama berbeda pendapat tentang kebolehannya dan bagaimana dengan makmumnya. Sebagian mengatakan boleh dan sebagian mengatakan tidak boleh.
Dalam hal ini yang menjadi wilayah pembahasan hanya sebatas sholat fardhu lima waktu. Sedangkan dalam sholat sunnah berjamaah seperti tarawih atau Idul Fithr dan lainnya, di luar pembicaraan.
Secara resmi mazhab Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah mengatakan tidak boleh. Imam yang tidak mampu berdiri, ruku’ atau sujud, tidak diperkenankan menjadi imam bagi orang-orang yang sehat dan mampu berdiri, ruku’ dan sujud. Pendapat ini juga didukung oleh Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani yang merupakan salah satu murid Al-Imam Abu Hanifah.
Al-Qarafi (w. 684 H) salah satu ulama mazhab Al-Malikiyah menyebutkan hal itu di dalam kitabnya Adz-Dzakhirah.
ุฃู ุตูุงุฉ ุงูุฅู ุงู ูู ุตูุงุฉ ุงูู ุฃู ูู ุจุฏููู ุงููุฑุงุกุฉ ููููู ุชุงุฑูุง ููููุงู ู ุน ุงููุฏุฑุฉ ููุง ุชุตุญ ุตูุงุชู
Sholatnya imam menjadi sholatnya makmum dengan dalil qiraaat, maka imam yang tidak berdiri tidak sah sholatnya.
Al-Khalil (w. 776 H) salah satu ulama mazhab Al-Malikyah di dalam kitabnya At-Taudhih Syarah Mukhtashar Ibnul Hajib atau sering disingkat menjadi Mukhtashar menyebutkan bahwa tidak sah bermakmum kepada imam yang tidak mampu melakukan salah satu rukun sholat.
ูุจุทูุช ุจุงูุชุฏุงุก ุจู ู ุจุงู ูุงูุฑุง ุฃู ุงู ุฑุฃุฉ ุฃู ุฎูุซู ู ุดููุง ุฃู ู ุฌูููุง ุฃู ูุงุณูุง ุจุฌุงุฑุญุฉ ุฃู ู ุฃู ูู ุง ุฃููู ู ูุญูุฏูุซูุง ุฅูู ุชูุนูู ููุฏู ุฃููู ุนูููู ู ู ูุคูุชูู ูููู ูุจุนุงุฌุฒ ุนู ุฑูู
Batal sholat dengan bermakmum kepada orang yang jelas-jelas kafirnya, wanita, khuntsa musykil, orang gila, fasik, makmum, berhadats dengan sengaja dan yang tidak mampu melakukan rukun sholat.
Al-Buhuti (w. 885 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanabilah dalam kitabnya Kasysyaf Al-Qinnaโ menegaskan tidak sahnya bermakmum kepada imam yang tidak bisa berdiri.
ูููุง ุชูุตูุญูู ุงูุตูููุงุฉู ( ุฎููููู ุนูุงุฌูุฒู ุนููู ุงููููููุงู ู ) ูุฃูููููู ุนูุฌูุฒู ุนููู ุฑููููู ู ููู ุฃูุฑูููุงูู ุงูุตูููุงุฉู ููููู ู ููุตูุญูู ุงูุงููุชูุฏูุงุกู ุจููู
Tidak sah sholat di belakang imam yang tidak mampu berdiri, karena dia tidak melakukan salah satu rukun sholat, maka tidak sah bermakmum padanya.
Semua hal di atas dengan catatan bahwa sholat itu sekedar sholat jamaah secara umum. Namun khusus sholat berjamaah di masjid dengan imam al-hay ( ุฅู ุงู ุงูุญู ), maka hukumnya dibolehkan meski tetap lebih utama jangan mengimami. Yang dimaksud dengan imam al-hay (ุฅู ุงู ุงูุญู ) adalah imam masjid yang resmi atau yang kita kenal dengan sebutan imam rawatib di suatu masjid. Hal itu mengingat kedudukan imam resmi ini memang sangat penting dan diperhitungkan dalam mazhab mereka.
Maka Ibnu Qudamah (w. 620 H) dalam kitab l-Mughni, membolehkan imam resmi yang sakit untuk mengimami sambil duduk dan jamaah harus ikut sholat sambil duduk juga.
ูุฅุฐุง ุตูู ุฅู ุงู ุงูุญู ุฌุงูุณุง ุตูู ู ู ูุฑุงุกู ุฌููุณุง. ุงูู ุณุชุญุจ ููุฅู ุงู ุฅุฐุง ู ุฑุถุ ูุนุฌุฒ ุนู ุงูููุงู ุ ุฃู ูุณุชุฎููุ ูุฃู ุงููุงุณ ุงุฎุชูููุง ูู ุตุญุฉ ุฅู ุงู ุชูุ ููุฎุฑุฌ ู ู ุงูุฎูุงู
Bila imam resmi sholat sambil duduk maka para makmum sholat sambil duduk juga. Namun yang mustahab, bila imam sakit dan tidak mampu berdiri, sebaiknya dia melakukan istikhlaf, sebab ada perbedaan pendapat atas sah tidaknya. Sebaiknya tidak masuk ke dalam khilafiyah.
Namun yang lebih utama dia tidak jadi imam karena para ulama berbeda pendapat apakah sah atau tidak.
ูุฅู ููู: ููุฏ ุตูู ุงููุจู – ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู – ูุงุนุฏุง ุจุฃุตุญุงุจูุ ููู ูุณุชุฎูู. ูููุง: ุตูู ูุงุนุฏุง ููุจูู ุงูุฌูุงุฒุ ูุงุณุชุฎูู ู ุฑุฉ ุฃุฎุฑูุ ููุฃู ุตูุงุฉ ุงููุจู – ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู – ูุงุนุฏุง ุฃูุถู ู ู ุตูุงุฉ ุบูุฑู ูุงุฆู ุง. ูุฅู ุตูู ุจูู ูุงุนุฏุง ุฌุงุฒุ ููุตููู ู ู ูุฑุงุฆู ุฌููุณุง.
Bila ada yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah menjadi imam sambil duduk dan tidak melakukan istikhlaf, maka kita katakan bahwa hal itu untuk menunjukkan kebolehan, namun Beliau SAW pernah melakukan istikhlaf juga pada kesempatan yang berbeda. Selain itu karena lebih utama diimami oleh Rasulullah SAW meski hanya sambil duduk ketimbang diimami oleh selain beliau meski sambil berdiri. Namun intinya boleh jadi imam meski sambil duduk dna makmumnya sholat juga sambil duduk.
Sedangkan yang membolehkan bermakmum kepada imam yang duduk karena sakit adalah Mazhab Al-Hanafiyah dan Asy-Syafi’iyah. Perbedaan di antara keduanya bahwa Mazhab Al-Hanafiyah mensyaratkan imam harus bisa ruku’ dan sujud secara normal. Kalau rukuโ dan sujud secara normal itu pun tidak bisa dilakukannya, maka hukumnya tidak boleh dijadikan imam.
Ibnu Abdin (w. 1252 H) salah satu ulama rujukan dalam mazhab Al-Hanafiyah menuliskan di dalam kitabnya Hasyiah Ibnu Abdin atau yang lebih dikenal dengan Radd Al-Muhtar ‘ala Ad-Dur Al-Mukhtar dengan mengutipkan matan dari kitab yang disyarahnya
ูุตุญู ุงููุชุฏุงุก ููุงุฆู ู ุจูุงุนุฏู ูุฑููุน ููุณูุฌุฏุ ูุฃููู – ุตููู ุงูููู ุนูููู ูุณููู – ุตููู ุขุฎุฑ ุตูุงุชู ูุงุนุฏูุง ููู ู ููุงู ู
Sah hukumnya orang yang berdiri bermakmum kepada imam yang duduk asalkan masih bisa ruku’ dan sujud. Sebab Nabi SAW di akhir hayatnya sholat sambil duduk, sedangkan para shahabat jadi makmum sambil berdiri.
Sedangkan dalam mazhab As-Syafi’iyah, meski pun imam tidak bisa ruku’ dan sujud dengan normal, hukumnya tetap boleh boleh jadi imam orang yang sehat. An-Nawawi (w. 676 H) salah satu ulama mazhab Asy-Syafi’iyah menyebutkan di dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab
ูุฏ ุฐูุฑูุง ุฃู ู ุฐูุจูุง ุฌูุงุฒ ุตูุงุฉ ุงููุงุฆู ุฎูู ุงููุงุนุฏ ุงูุนุงุฌุฒ ูุฃูู ูุง ุชุฌูุฒ ุตูุงุชูู ูุฑุงุกู ูุนูุฏุง
Telah kami sebutkan bahwa mazhab kami membolehkan sholat di belakanga imam yang duduk karena tidak mampu. Namun makmumnya tidak boleh duduk harus berdiri.
Al-Khatib Asy-Syirbini (w. 977 H), salah satu ulama mazhab Asy-Syafi’iyah menyebutkan di dalam kitabnya Mughni Al-Muhtaj,
ูุชุตุญู ููููุงุฆู ุจุงูููุงุนุฏ ูุงููู ุถูุทุฌุน ูู ุง ุฑูู ุงููุจุฎุงุฑูู ุนูู ุนุงุฆุดุฉ – ุฑุถู ุงูููู ุชุนุงูู ุนูููุง – ุฃููู – ุตููู ุงูููู ุนูููู ูุณููู – ุตููู ูู ู ุฑุถ ู ููุชู ูุงุนุฏูุง ูุฃุจู ุจููุฑู ูุงูููุงุณ ููุงู ูุง
Dan sah bagi makmum yang berdiri untuk bermakmum kepada imam yang duduk. Dasarnya hadits riwayat Bukhari dari Aisyah radhiyallahuanha bahwa Nabi SAW sholat kala sakit wafatnya sambil duduk, sementara Abu Bakar dan orang-orang berdiri.
Al-Baihaqi menjelaskan lebih jauh bahwa hal itu terjadi pada hari Sabtu atau Ahad, dimana Rasulullah SAW SAW wafat pada Senin pagi hari berikutnya. Maka hadits ini menasakh (menghapus) hadits lain yang sama-sama diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah juga yang bunyinya :
ุฅูููู ูุง ุฌูุนููู ุงููุฅูู ูุงู ู ููููุคูุชูู ูู ุจููู ุฅููู ุฃููู ููุงูู ููุฅูุฐูุง ุตููููู ุฌูุงููุณูุง ููุตูููููุง ุฌููููุณูุง ุฃูุฌูู ูุนูููู
Seungguhnya Imam itu untuk diikuti, bila dia sholat sambil duduk maka duduklah kalian semua. (HR. Bukhari dan Muslim)
Untuk lebih jelasnya kita buatkan perbedaan pendapat para ulama ini dalam format tabel, sebagai berikut :
Hanafi | Maliki | Syafi’i | Hambali | |
Imam duduk | Boleh | Tidak boleh | Boleh | Tidak Boleh |
Imam rawatib duduk | – | Tidak boleh | Boleh | Boleh |
Tidak ruku’ sujud | Tidak Boleh | – | Boleh | – |
Makmum | Berdiri | – | Berdiri | Duduk |