Batal Puasa Karena Kehilangan Syarat dan Fardu Puasa

Untuk menilai sesuatu itu membatalkan puasa atau tidak, para ulama telah menetapkan beberapa kaidah, walaupun setiap kaidah pasti memiliki beberapa pengecualian atau membutuhkan penjelasan teknis yang lebih detail

Kaidah pertama, puasa menjadi batal karena sebab adanya sesuatu yang masuk (ke dalam tubuh), bukan sebab sesuatu yang keluar (dari tubuh). Yang menjadi patokan dalam hal batal atau tidak adalah sampainya sesuatu ke dalam rongga (perut) atau otak melalui lubang asli, seperti hidung, telinga, dan dubur.

Adanya bentuk aktivitas makan dapat membatalkan puasa, walaupun jika seseorang makan batu kerikil, biji, kayu, rumput, atau yang sejenisnya, sesuatu yang tidak biasa dimakan, dan tidak dapat membuat tubuh kuat, dapat membatalkan puasa.

Adanya makna jima’ dapat membatalkan puasa, bahkan jika seseorang menggauli isterinya pada selain kemaluannya lalu keluar sperma, merabanya, menciumnya, atau menyentuhnya dengan syahwat lalu keluar sperma, maka puasanya menjadi batal.

Batal dikarenakan kehilangan syarat puasa

Semua ulama menyepakati bahwa diantara syarat berpuasa adalah beragama Islam, oleh karenanya jika terjadi suatu kasus ada orang Islam yang murtad (keluar dai Islam) dan dia sedang puasa maka puasanya batal.

Selain itu, syarat puasa adalah tidak gila. Sedari awal orang gila itu tidak masuk dalam katagori mukallaf, yaitu orang yang wajib melaksanakan perintah dan larangan syariat, termasuk orang gila tidak wajib berpuasa, namun jika awalnya sehat dan waras tapi ditengah hari puasa ramadhan menjadi gila hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun maka batallah puasanya.

Dan juga semua ulama sepakat bahwa haidh dan nifas membatalkan puasa.

ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุณูŽุนููŠู’ุฏู ุงู„ุฎูุฏู’ุฑููŠูู‘ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ ุฃูŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุฅูุฐุง ุญูŽุงุถูŽุชู ุงู„ู…ูŽุฑู’ุฃูŽุฉู ู„ูŽู…ู’ ุชูุตูŽู„ูู‘ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ุชูŽุตูู…ู’

Dari Abi Said Al-Khudhri ra berkata bahwa Rasulullah bersabda, “bila wanita mendapat haidh dia tidak boleh shalat dan puasa?”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan bagi perempuan haidh wajib mengganti puasa yang ditinggalkan pada hari-hari lain setelah idul fitri, berikut ini penuturan Aisyah ra

ูƒูู†ูŽู‘ุง ู†ูŽุญููŠุถู ุนูŽู„ู‰ูŽ ุนูŽู‡ู’ุฏู ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ ููŽู†ูุคู’ู…ูŽุฑู ุจูู‚ูŽุถุงูŽุกู ุงู„ุตูŽู‘ูˆู…ู

Dahulu di zaman Rasulullah kami mendapat haidh. Maka kami diperintah untuk mengganti puasa. (HR.Muslim)

Batal dikarenakan kehilangan fardhu puasa

ุฃูุญูู„ูŽู‘ ู„ูŽูƒูู…ู’ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉูŽ ุงู„ุตูู‘ูŠูŽุงู…ู ุงู„ุฑูŽู‘ููŽุซู ุฅูู„ูŽู‰ ู†ูุณูŽุงุฆููƒูู…ู’ ู‡ูู†ูŽู‘ ู„ูุจูŽุงุณูŒ ู„ูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู„ูุจูŽุงุณูŒ ู„ูŽู‡ูู†ูŽู‘ ุนูŽู„ูู…ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุฃูŽู†ูŽู‘ูƒูู…ู’ ูƒูู†ู’ุชูู…ู’ ุชูŽุฎู’ุชูŽุงู†ููˆู†ูŽ ุฃูŽู†ู’ููุณูŽูƒูู…ู’ ููŽุชูŽุงุจูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุนูŽููŽุง ุนูŽู†ู’ูƒูู…ู’ ููŽุงู„ู’ุขู†ูŽ ุจูŽุงุดูุฑููˆู‡ูู†ูŽู‘ ูˆูŽุงุจู’ุชูŽุบููˆุง ู…ูŽุง ูƒูŽุชูŽุจูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู„ูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽูƒูู„ููˆุง ูˆูŽุงุดู’ุฑูŽุจููˆุง ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ูŠูŽุชูŽุจูŽูŠูŽู‘ู†ูŽ ู„ูŽูƒูู…ู ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุทู ุงู„ู’ุฃูŽุจู’ูŠูŽุถู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุทู ุงู„ู’ุฃูŽุณู’ูˆูŽุฏู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑู ุซูู…ูŽู‘ ุฃูŽุชูู…ูู‘ูˆุง ุงู„ุตูู‘ูŠูŽุงู…ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ูŠู’ู„ู ูˆูŽู„ูŽุง ุชูุจูŽุงุดูุฑููˆู‡ูู†ูŽู‘ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ุนูŽุงูƒููููˆู†ูŽ ูููŠ ุงู„ู’ู…ูŽุณูŽุงุฌูุฏู ุชูู„ู’ูƒูŽ ุญูุฏููˆุฏู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ููŽู„ูŽุง ุชูŽู‚ู’ุฑูŽุจููˆู‡ูŽุง ูƒูŽุฐูŽู„ููƒูŽ ูŠูุจูŽูŠูู‘ู†ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุขูŠูŽุงุชูู‡ู ู„ูู„ู†ูŽู‘ุงุณู ู„ูŽุนูŽู„ูŽู‘ู‡ูู…ู’ ูŠูŽุชูŽู‘ู‚ููˆู†ูŽ

Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu, mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu.

Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.

Berdasarkan ayat diatas, ada tiga aktivitas yang dihalalkan untuk dilakukan pada malam hari di bulan ramadhan, yaitu makan, minum dan hubungan suami istri, maka kebalikannya adalah tiga aktivitas itu juga dilarang untuk dilakukan di siang hari saat puasa ramadhan, dilarang maksudnya adalah hal-hal tersebut bisa membatalkan puasa, menahan diri dari tiga aktivitas itu itulah intinya puasa, atau dalam bahasa lainnya itu rukun/fardhunya puasa yang lebih sering kita sebut dengan imsak. Juga dipertegas oleh sabda Rasulullah

ูˆูŽุงูŽู„ูŽู‘ุฐููŠ ู†ูŽูู’ุณููŠ ุจููŠูŽุฏูู‡ู ู„ูŽุฎูู„ููˆูู ููŽู…ู ุงู„ุตูŽู‘ุงุฆูู…ูุŒ ุฃูŽุทู’ูŠูŽุจู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู…ูู†ู’ ุฑููŠุญู ุงู„ู’ู…ูุณู’ูƒูุ› ูŠูŽุชู’ุฑููƒู ุทูŽุนูŽุงู…ูŽู‡ู ูˆูŽุดูŽุฑูŽุงุจูŽู‡ู ูˆูŽุดูŽู‡ู’ูˆูŽุชูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุฃูŽุฌู’ู„ููŠ

Demi jiwaku yang berada di tangan-nya, bau mulutnya orang puasa itu lebih baik disisi Allah dari pada bau minyak kasturi, dia meninggalkan makan, minum jug asyahwatnya untuk-Ku

Dan dalam hal ini para ulama sudah sampai pada suatu kesepakatan bahwa makan, minum, serta hubungan suami istri yang disengaja di lakukan di siang hari pada saat puasa hal itu membatalkan puasanya. Tehadap mereka yang sengaja membatalkan puasanya dengan makan dan minum tanpa adanya sebab yang khusus, dalam hal ini selain dia berdosa dia juga wajib mengganti puasa yang ditinggalkan tersebut pada hari lain setelah idul fitri

Namun menurut madzhab Hanafi dan Maliki juga wajib bayar kaffarah dengan memerdekakan budak atau puasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan 60 orang faqir miskin, yang demikian karena mereka telah menodai kehormatan bulan ramadhan. Ibnu Abdil Bar misalnya dalam madzhab Maliki, menegaskan di kitab Al-Kafi fi Fiqh Ahli Al-Madinah

ู…ู† ุฃูƒู„ ุฃูˆ ุดุฑุจ ุฃูˆ ุฌุงู…ุน ุนุงู…ุฏุง ุฐุงูƒุฑุง ู„ุตูˆู…ู‡ ูุฅู† ูƒุงู† ุตูˆู…ู‡ ุชุทูˆุนุง ูุนู„ูŠู‡ ุงู„ู‚ุถุงุก ูˆูƒุฐู„ูƒ ูƒู„ ุตูˆู… ูˆุงุฌุจ ุบูŠุฑ ุฑู…ุถุงู† ู„ุง ูƒูุงุฑุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ูุทุฑ ููŠู‡ ุนุงู…ุฏุง ูˆุฅู†ู…ุง ููŠู‡ ุงู„ุฅุซู… ูˆุงู„ู…ุนุตูŠุฉ ูˆุงู† ูƒุงู† ุฐู„ูƒ ููŠ ุฑู…ุถุงู† ูุนู„ูŠู‡ ุงู„ูƒูุงุฑุฉ ู…ุน ุงู„ู‚ุถุงุก ูˆุงู„ูƒูุงุฑุฉ ููŠ ุฐู„ูƒ ุนุชู‚ ุฑู‚ุจุฉ ุฃูˆ ุตูŠุงู… ุดู‡ุฑูŠู† ู…ุชุชุงุจุนูŠู† ุฃูˆ ุฅุทุนุงู… ุณุชูŠู† ู…ุณูƒูŠู†ุง

Siapa yang makan atau minum atau berjima’ dengan sengaja dan dia tahu bahwa dia sedang puasa, maka jika dia sedang berpuasa sunnah maka dia wajib mengganti puasa sunnahnya, begitu juga jika puasa wajib (selain puasa ramadhan) tidak ada kaffarah namun dia berdosa, akan tetapi jika hal itu dilakukan pada puasa ramadhan maka dia wajib mengganti puasa tersebut juga wajib atasnya kaffarah yaitu memerdekakan budak, atau puasa 2 bulan berturut-turutm atau memberi makan 60 orang miskin

Selain itu, puasa batal disebabkan merokok. Secara subtansinya merokok itu disamakan dengan makan atau minum sehingga ia membatalkan puasa, makanya merokok itu sering diistilahkan dengan syurbu ad-dukhan (minum asap), asap rokok itu sendiri bagian dari โ€˜ain (benda) yang jika sengaja dimasukkan ke rongga (dalam hal ini adalah mulut atau hidung) maka batallah puasa. Syaikh Sulaiman Al-Ujaili menuliskan dalam Hasyiyatul Jumal ala Syarhil Minhaj

ูˆูŽู…ูู†ู’ ุงู„ู’ุนูŽูŠู’ู†ู ุงู„ุฏูู‘ุฎูŽุงู†ู ู„ูŽูƒูู†ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุชูŽูู’ุตููŠู„ู ููŽุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ูŽู‘ุฐููŠ ูŠูŽุดู’ุฑูŽุจู ุงู„ู’ุขู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ุฏูŽู‘ูˆูŽุงุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุฑููˆููŽุฉู ุฃูŽูู’ุทูŽุฑูŽ ูˆูŽุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุบูŽูŠู’ุฑูŽู‡ู ูƒูŽุฏูุฎูŽุงู†ู ุงู„ุทูŽู‘ุจููŠุฎู ู„ูŽู…ู’ ูŠููู’ุทูุฑู’ ู‡ูŽุฐูŽุง ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ู…ูุนู’ุชูŽู…ูŽุฏู

Dan termasuk dari ‘ain (benda yang membatalkan puasa) adalah asap, tetapi mesti dirinci;. jika asap itu adalah yang terkenal diisap sekarang ini (maksudnya tembakau) maka puasanya batal. Tapi jika asap lain, seperti asap/uap masakan, maka tidak membatalkan puasa. Ini adalah pendapat yang mu’tamad (kuat)

Syekh Nawawi al-Banteni, salah seorang ulama asli Indonesia menuliskan dalam karyanya Nihayatuz Zain fi Irsyadul Mubtadiin

ูŠูู’ุทุฑ ุตูŽุงุฆูู… ุจูˆุตูˆู„ ุนูŠู† ู…ู† ุชูู„ู’ูƒูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ู…ูุทู„ู‚ ุงู„ู’ุฌูˆู ู…ู† ู…ู†ูุฐ ู…ูŽูู’ุชููˆุญ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ุนู…ุฏ ูˆูŽุงู„ูุงุฎู’ุชููŠูŽุงุฑ ูˆูŽุงู„ู’ุนู„ู… ุจูุงู„ุชูŽู‘ุญู’ุฑููŠู…ู …ูˆูŽู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุงู„ุฏูู‘ุฎุงู† ุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุฑููˆู

Sampainya ‘ain (benda) ke tenggorokan dari lubang yang terbuka secara sengaja dan mengetahui keharamannya itu membatalkan puasa…seperti mengisap asap (yang dikenal sebagai rokok)

Berbeda dengan perokok pasif, terhisapnya asap rokok bukan karena disengaja dan itupun biasanya sulit dihindari, walaupun kadang hidung sudah ditutup tapi tetap saja asapnya masih terasa dihidung, ini mirip dengan asap knalpot atau debu-debu yang berterbangan yang sulit dihindari untuk tidak terhisap.

Bagikan artikel ini ke :