Bagaimana Cara Allah Untuk Mengajak Manusia Berbuat Baik?

Kualitas manusia dinilai dari perbuatannya. Wajah yang elok, kekayaan yang berlimpah dan jabatan tinggi tidak sedikitpun menambah kemuliaan seseorang di mata Allah. Ketenangan hati seseorang juga bergantung pada amal perbuatannya. Karena itu, Allah memberi perhatian lebih pada perintah untuk berbuat baik. Bahkan, Allah mempunyai cara yang indah untuk memotivasi seseorang agar selalu berbuat baik. Sampai tak ada lagi alasan seseorang untuk tidak berbuat baik.

Sebenarnya perbuatan buruk itu dilakukan karena banyak waktu luang. Jika kita sibuk untuk berbuat baik, tidak ada waktu tersisa untuk melakukan hal-hal yang tercela. Munculnya fitnah, mencari kesalahan orang lain, saling menjatuhkan satu sama lainnya dan konflik yang terjadi adalah karena tidak ada motivasi untuk berbuat baik.

Mari kita lihat, bagaimana cara Al-Qur’an sebagai Kitab Motivasi terbaik mengajak kita untuk selalu berbuat baik. Cara pertama, Allah menggugah hati kita untuk berbuat baik karena setiap hari Allah selalu mencurahkan kebaikan untuk kita. Sejak mata ini terbuka di pagi hari, Allah telah memberi kebaikan berupa udara yang segar, kekuatan untuk bangun, kemampuan untuk melihat dan semua pemberian yang mustahil bisa dihitung. Apa yang tidak Allah berikan kepada kita?

Jika tidak ada perintah atau larangan dari Allah, kita tetap wajib untuk menyembahnya sebagai rasa syukur atas apa yang telah Allah berikan, begitulah kata mutiara dari Imam Ali bin Abi tholib.

ูˆูŽุฃูŽุญู’ุณูู† ูƒูŽู…ูŽุง ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ

Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu (Al-Qashas 77)

Sayangnya, manusia selalu melupakan kebaikan yang selalu Allah berikan padanya. Dia benar-benar mengingkari atas segala kenikmatan yang ia nikmati secara gratis. Akhirnya, dia tidak pernah berbuat baik pada orang lain karena dia sadar akan kebaikan yang selalu ia terima dari Allah. Dalam suatu Hadist Qudsi, Allah pernah berfirman:

Aku Ciptakan engkau tapi kau menyembah selain-Ku Aku selalu memberi (kebaikan) kepadamu namun kau berterima kasih pada selain-Ku Kebaikan-Ku selalu turun kepadamu, sementara keburukanmu selalu naik kepada-Ku

Memperbaiki Kualitas Bacaan di Bulan Ramadhan

Cara mudah untuk mencegah diri dari berbuat buruk adalah dengan selalu mengingat kebaikan Allah yang telah Dia berikan pada kita. Kita selalu mengingat berapa banyak kebaikan yang Allah berikan kepada kita setiap harinya. Andai kita terus berbuat buruk pada hamba-Nya yang lain, bisa saja ketika kita membuka mata besok, kebaikan itu telah dicabut oleh Allah. Mata kita mungkin tak bisa melihat lagi, ingatan kita dapat hilang tiba-tiba. Bukankah kita sering melihat seorang yang sehat di sore harinya tiba-tiba lumpuh di hari esoknya?

Cara kedua, Allah menekankan bahwa kebaikan itu jauh berbeda dengan keburukan. Sekecil apapun kebaikan itu, tetaplah jauh diatas keburukan. Walau terkadang keburukan itu tampak indah di mata, begitu menarik hati, tetaplah kebaikan jauh lebih baik.

ู‚ูู„ ู„ุงูŽู‘ ูŠูŽุณู’ุชูŽูˆููŠ ุงู„ู’ุฎูŽุจููŠุซู ูˆูŽุงู„ุทูŽู‘ูŠูู‘ุจู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ุฃูŽุนู’ุฌูŽุจูŽูƒูŽ ูƒูŽุซู’ุฑูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูŽุจููŠุซู ููŽุงุชูŽู‘ู‚ููˆุงู’ ุงู„ู„ู‘ู‡ูŽ ูŠูŽุง ุฃููˆู’ู„ููŠ ุงู„ุฃูŽู„ู’ุจูŽุงุจู ู„ูŽุนูŽู„ูŽู‘ูƒูู…ู’ ุชููู’ู„ูุญููˆู†ูŽ

Katakanlah (Muhammad), “Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu” (Al-Ma’idah 100)

Cara ketiga, kita tidak hanya disuruh untuk mengingat kebaikan Allah, meyakini bahwa kebaikan tidak sama dengan keburukan, tapi Allah juga menjajikan sesuatu untuk memotivasi seseorang agar selalu berbuat baik.

ู…ูŽู† ุฌูŽุงุก ุจูุงู„ู’ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู ููŽู„ูŽู‡ู ุฎูŽูŠู’ุฑูŒ ู…ูู‘ู†ู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽู† ุฌูŽุงุก ุจูุงู„ุณูŽู‘ูŠูู‘ุฆูŽุฉู ููŽู„ูŽุง ูŠูุฌู’ุฒูŽู‰ ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ุนูŽู…ูู„ููˆุง ุงู„ุณูŽู‘ูŠูู‘ุฆูŽุงุชู ุฅูู„ูŽู‘ุง ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ููˆู†ูŽ

Barangsiapa datang dengan (membawa) kebaikan, maka dia akan mendapat (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa datang dengan (membawa) kejahatan, maka orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu hanya diberi balasan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan. (Al-Qashas 84)

Kebaikan yang kita lakukan tidak akan menguap hilang sia-sia. Allah berjanji bagi siapa yang mau berbuat baik, Dia akan membalasnya dengan yang lebih baik.

Suatu hari Rasulullah saw mendapat wahyu ayat diatas, Allah akan memberikan yang lebih baik dari kebaikan itu sebagai balasan. Namun Rasulullah berdoa kepada Allah, “Ya Allah, tambahlah (balasannya)”. Rasul meminta tambahan untuk umatnya agar mendapat balasan yang lebih banyak ketika berbuat kebaikan.

ู…ูŽู† ุฌูŽุงุก ุจูุงู„ู’ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู ููŽู„ูŽู‡ู ุนูŽุดู’ุฑู ุฃูŽู…ู’ุซูŽุงู„ูู‡ูŽุง

Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. (Al-An’am 160)

Rasulullah berdoa kembali, “Ya Allah, tambahlah (balasannya)”. Allah mengabulkannya lagi dengan firman-Nya,

ู…ูŽู‘ู† ุฐูŽุง ุงู„ูŽู‘ุฐููŠ ูŠูู‚ู’ุฑูุถู ุงู„ู„ู‘ู‡ูŽ ู‚ูŽุฑู’ุถุงู‹ ุญูŽุณูŽู†ุงู‹ ููŽูŠูุถูŽุงุนูููŽู‡ู ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุถู’ุนูŽุงูุงู‹ ูƒูŽุซููŠุฑูŽุฉู‹

Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah Melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. (Al-Baqarah 245)

Mendengar ayat ini Rasulullah merasa cukup dan berkomentar bahwa “banyak” di sisi Allah tidak terbatas dan tidak dapat dihitung lagi.

Cara keempat, jika balasan yang berlipat itu belum cukup. Allah punya janji lain yang lebih agung dari balasan kebaikan yang berlipat ganda. Seorang yang mau berbuat baik, Allah akan jadikan dia kekasih-Nya. Sesuai firman-Nya,

ูˆูŽุฃูŽุญู’ุณูู†ููˆูŽุงู’ ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ู‘ู‡ูŽ ูŠูุญูุจูู‘ ุงู„ู’ู…ูุญู’ุณูู†ููŠู†ูŽ

Sungguh, Allah Mencintai orang-orang yang berbuat baik. (Al-Baqarah 195)

Budak mana yang tidak ingin dicintai oleh Tuannya? Hamba mana yang tidak ingin tergolong sebagai kekasih Tuhan-Nya? Layaknya seorang kekasih, pasti dia akan menyayangi, melindungi dan membahagiakan kekasihnya. Sekarang kita tak lagi membicarakan tentang bilangan ganjaran Allah atas perbuatan baik kita. Lebih dari itu, perbuatan baik yang kita lakukan bisa mengantarkan kita menuju maqam kekasih-Nya.

Teringat kisah perang Khaibar, ketika Rasulullah berkata bahwa bendera perang ini akan dibawa esok hari oleh seorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan dia dicintai Allah dan Rasul-Nya. Keesokan harinya, para sahabat harap-harap cemas menanti siapa yang akan ditunjuk oleh Rasulullah. Sahabat mana yang tidak ingin mendapat predikat mencintai dan dicintai Allah dan Rasul-Nya?

Hari yang dijanjikan telah tiba, Rasulullah mencari Ali bin Abi Thalib yang saat itu sedang sakit mata. Beliau mengusap mata Imam Ali dengan ludahnya dan seketika itu sembuhlah mata beliau. Kemudian beliau maju dan berhasil mendobrak pintu Khaibar saat itu.

Cara kelima, kekasih mungkin tak selalu bersama. Bagi seorang yang mau berbuat baik, Allah menjajikan posisi yang lebih tinggi dari seorang kekasih. Allah berjanji kepada seorang yang selalu berbuat baik bahwa Allah selalu menyertainya. Allah selalu bersamanya.

Selalu bersama Allah adalah posisi yang amat agung diatas orang yang dicintai Allah. Lihatlah ketika Musa diperintahkan untuk pergi menghadapi Firโ€™aun. Nabi Musa merasa khawatir saat akan menghadapi Fir’aun karena dia adalah raja yang terkenal dengan kebengisannya. Musa sangat mengetahui kejahatan dan kebengisan Fir’aun karena dia tinggal bersamanya sejak kecil. Namun kekhawatiran itu segera sirna karena Allah berjanji akan selalu bersama Musa. Fir’aun yang kejam itu adalah kecil jika Musa bersama Allah.

Cara keenam, pada puncaknya Allah SWT memberikan kebar gembira kepada mereka yang selalu berbuat baik. Tidak ada lagi yang pelu ditakuti dan dikhawatirkan. Orang semacam ini sudah berada di surga sebelum mereka memasuki surga. Karena hati mereka selalu gembira, tak pernah gelisah dan takut. Karena hati itu selalu dipenuhi dengan kabar gembira dari Allah SWT.

Apakah semua janji Allah ini hanya untuk di Alam Akhirat?

Islam tidak datang hanya untuk menjanjikan balasan di akhirat. Islam datang untuk menata kehidupan dunia dan akhirat manusia. Orang yang berbuat baik akan dibalas oleh Allah di dunia sebelum nanti di akhirat.

ู…ูŽู†ู’ ุนูŽู…ูู„ูŽ ุตูŽุงู„ูุญุงู‹ ู…ูู‘ู† ุฐูŽูƒูŽุฑู ุฃูŽูˆู’ ุฃูู†ุซูŽู‰ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู…ูุคู’ู…ูู†ูŒ ููŽู„ูŽู†ูุญู’ูŠููŠูŽู†ูŽู‘ู‡ู ุญูŽูŠูŽุงุฉู‹ ุทูŽูŠูู‘ุจูŽุฉู‹ ูˆูŽู„ูŽู†ูŽุฌู’ุฒููŠูŽู†ูŽู‘ู‡ูู…ู’ ุฃูŽุฌู’ุฑูŽู‡ูู… ุจูุฃูŽุญู’ุณูŽู†ู ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุงู’ ูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ููˆู†ูŽ

Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami Berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami Beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (An-Nahl 97)

Di dalam ayat itu Allah jelas menjanjikan balasan di dunia dengan kehidupan yang baik di dunia sebelum balasan yang lebih besar di akhirat. Memang kita selalu menghitung kebaikan Allah dengan hitungan materi. Padahal banyak pemberian Allah yang lebih mahal dari itu. Ada seorang yang 40 tahun selalu berdoa untuk diberi kekayaan namun tidak juga terkabul. Sebenarnya bukan karena Allah tidak ingin mengabulkan. Allah akan mengabulkan jika apa yang diminta itu baik untuk hambanya. Seperti sering kita lihat seorang ibu yang tidak memberi permen kepada anaknya yang terus meminta karena ibunya tau permen itu akan membuatnya sakit.

Saat kita meminta sesuatu seperti harta misalnya. Kita merasa tidak dikabulkan karena harta itu tak kunjung datang. Padahal, bisa saja doa itu Allah kabulkan dengan menghindarkan bahaya dari kita. Andai Allah memberikan harta yang kita minta dan bencana itu tetap menimpa kita, maka semua harta yang kita miliki akan habis karena bencana itu. Berbagai bencana yang Allah hindarkan ini tidak pernah masuk dalam logika materi kita. Padahal itu lebih mahal dari sekedar harta. Sebenarnya, pemberian terbesar dari Allah adalah kita diberi keyakinan untuk selalu menuju kepada-Nya.

Pahala yang kita dapat di dunia sebelum nanti di akhirat adalah berupa kemudahan dalam setiap urusan, kesehatan, harta dan hal-hal yang mungkin tak pernah kita ketahui bahwa itu adalah hasil dari kebaikan kita.

Cara ketujuh, ini adalah cara terakhir yang membuat seseorang tidak bisa mencari alasan lagi untuk tidak berbuat baik. Seorang yang berakal pasti mencintai dirinya. Seorang yang mencintai dirinya pasti ingin selalu berbuat baik untuk dirinya sendiri. Sedangkan Allah telah menjelaskan bahwa perbuatan baik yang kita lakukan untuk orang lain akan bermanfaat untuk diri kita sendiri. Kebaikan yang kita berikan akan kembali pada diri kita sendiri.

ุฅูู†ู’ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ุชูู…ู’ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ุชูู…ู’ ู„ูุฃูŽู†ููุณููƒูู…ู’ ูˆูŽุฅูู†ู’ ุฃูŽุณูŽุฃู’ุชูู…ู’ ููŽู„ูŽู‡ูŽุง

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. (Al-Isra’ 7)

Untuk mengakhiri kajian ini, ada hal yang unik di dalam ayat-ayat yang disebutkan diatas. Di ayat-ayat itu Allah selalu menyebutkan “Siapa yang datang dengan membawa kebaikan maka…” Ayat-ayat itu sering menggunakan kata “datang” bukan “Siapa yang melakukan kebaikan maka…..”

Mengapa demikian? Karena perbuatan yang kita lakukan bisa saja habis sebelum kita bertemu dengan Allah. Berapa banyak kebaikan yang kita lakukan terbakar sia-sia oleh dosa yang kita lakukan setelahnya?

Siapa yang datang membawa kebaikan adalah siapa yang bisa menjaga kebaikannya agar tidak hangus terbakar oleh dosa-dosa selama di dunia, maka dia layak mendapat ganjarannya di dunia maupun di akhirat kelak.

Sering kita membangun surga dengan dzikir, beramal, berpuasa, bersedekah. Namun semua itu kita hancurkan dalam sekejap dengan dosa yang kita lakukan. Oleh karenanya, jagalah kebaikan itu agar tetap hidup hingga kita bertemu dengan Allah SWT dengan sifat-Nya yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Bagikan artikel ini ke :