Asal Semua Agama Samawi : Islam

Pada dasarnya semua agama samawi yang dibawa oleh 124 ribu nabi dan rasul sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW adalah agama Islam, termasuk juga agama yahudi yang dibawa oleh Nabi Musa dan agama Nasrani yang dibawa oleh Nabi Isa alahimassalam. Keduanya agama Islam juga, sebab mereka semua adalah utusan Allah SWT yang resmi. Ini bukan pandangan Islam Liberal, tetapi pandangan Al-Quran Al-Karim sendiri.

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُ

Sesungguhnya agama disisi Allah adalah Islam. (QS. Ali Imran : 19)

Semua agama yang dibawa para nabi itu agama Islam. Lalu ada sebagian dari pengikutnya ada yang taat tapi ada juga tidak taat. Yang tidak taat inilah yang kita sebut sebagai bukan Islam.

Siapa yang disebut bukan Islam? Sebenarnya kalau lebih diperdalam lagi, setidaknya ada tiga kelompok yang bisa disebut sebagai bukan Islam, pertama umat terdahulu yang ingkar Disebutkan bahwa sebagian dari pengikut agama para nabi itu ada yang kufur, ingkar, tidak taat, maksiat dan nekat. Fir’aun, Namrudz, Kaum ‘Add, Tsamud, Kaum Nabi Nuh, Kaum Luth, dan lainnya. Mereka semua ini yang kemudian disebut sebagai bukan Islam alias kafir.

Hal yang sama juga berlaku bagi umat mausia yang hidup di masa kenabian Muhammad SAW. Apabila mereka ingkar kepada kenabian Muhammad SAW, maka mereka bukan muslim alias kafir juga. Contohnya yang mudah disebut misalnya Abu Lahab, Abu Jahal dan rekan-rekan seperjuangannya.

Sejarah Singkat Imam Malik
Sejarah Singkat Imam Malik

Yang ketiga adalah sisa-sisa umat terdahulu, yaitu mereka yang mengaku sebagai para pengikut nabi terdahulu. Mereka hidup setelah kedatangan Nabi Muhammad SAW, namun mereka tidak mau mengakui kenabiannya serta tidak mau menerima risalah yang dibawanya. Mereka ini bukan Islam juga. Contohnya para pemeluk agama yahudi dan nasrani hari ini.

Salah wujud kekafirannya adalah menyekutukan Allah SWT. Di dalam Al-quran disebutkan dengan tegas kafirnya mereka yang menyembah Nabi Isa dan mengaku punya tiga tuhan (trinitas).

لَقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَ

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam”, (QS. Al-Maidah : 72)

لَّقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ ثَالِثُ ثَلَٰثَةٍ

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”. (QS. Al-Maidah : 73)

Salah satu ciri perbedaan utama risalah Nabi Muhammad SAW dengan para nabi terdahulu adalah ruang lingkup objek dakwah. Para nabi terdahulu umumnya tidak diutus untuk semua bangsa manusia, tetapi hanya dikhususkan untuk bangsanya sendiri saja.

Umat Nabi Musa adalah bangsa Yahudi. Kalau mereka beriman, mereka disebut muslim berkebangsaan yahudi. Tapi kalau mereka membangkang dan tidak beriman kepada agama yang dibawa Musa, maka mereka menjadi kafir. Umat Nabi Isa yang taat dan menjadi pembela agama Allah, kita sebut muslim. Sedangkan yang membangkang, kita sebut kafir.

Jadi di masa lalu sebelum era kenabian Muhammad SAW, setiap bangsa itu punya nabi sendiri-sendiri. Sebaliknya, ketika Rasulullah SAW diutus, maka semua risalah peninggalan nabi-nabi terdahulu pun otomatis sudah didemolish alias dilenyapkan dan tidak berlaku lagi. Nabi Muhammad SAW diutus tidak hanya kepada bangsa Arab, tetapi kepada semua umat manusia, termasuk umat terdahulu yang masih hidup di masa kenabian Muhammad.

Maka agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW tidak disebut sebagai agama Arab. Cukup disebut sebagai agama Islam saja. Karena sifatnya sudah jadi domain publik. Berbeda dengan agama umat terdahulu, meski semua berstatus sebagi ‘Agama Islam’, namun penamaannya lebih identik dengan nama bangsa (baca:kaum) masing-masing.

Bagikan artikel ini ke :